REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manusia pada dasarnya sangat kebal terhadap infeksi jamur karena jamur tidak dapat tumbuh subur pada suhu yang hangat. Akan tetapi, sekelompok ahli menilai bahwa perubahan iklim berperan dalam meningkatkan toleransi jamur terhadap suhu yang lebih hangat.
Sekelompok ahli ini secara spesifik membahas soal patogen jamur Candida auris atau C. auris pada manusia. Infeksi C. auris pada manusia pertama kali ditemukan pada 2009. Kala itu ditemukan ada beberapa strain jamur C. auris berbeda yang menyebabkan banyak orang jatuh sakit di tiga benua berbeda.
Salah satu ahli sekaligus ketua peneliti dari John Hopkins Bloomberg School of Public Health Dr Arturo Casadevall mengungkapkan sebagian besar jamur tidak dapat memperbanyak diri di dalam suhu tubuh manusia. Suhu tubuh manusia yang hangat otomatis memberi perlindungan besar dari risiko infeksi jamur.
Akan tetapi, Casadevall dan tim penelitinya menilai bahwa perubahan cuaca telah membuat suhu di Bumi menjadi lebih hangat. Jamur C. auris mampu beradaptasi terhadap perubahan ini sampai pada titik di mana ia dapat berkembang di dalam tubuh manusia.
"Jamur bisa beradaptasi terhadap suhu dengan cukup mudah," jelas Casadevall.
Kemampuan C. auris untuk beradaptasi pada suhu yang lebih hangat ini telah terbukti dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Casadevall dan tim peneltinya. Studi ini menunjukkan bahwa pemanasan global membuat C. auris menjadi lebih toleran terhadap temperatur tubuh burung yang tinggi.
Kemampuan bertahan C. auris pada suhu yang lebih tinggi ini tentu mengkhawatirkan. Salah satu alasannya, infeksi jamru cenderung menyerang seluruh sistem di dalam tubuh dan dapat menjadi sangat mematikan bila tak ditangani.
"Jamur ini, bila membunuh Anda, itu dikarenakan mereka mampu untuk masuk ke dalam tubuh dan merusak organ internal," ucap Casadevall.
Selain itu, jamur C. auris juga cenderung menyerang orang-orang yang sakit dengan sistem imun yang melemah. Bila jamur ini masuk ke area yang dipenuhi orang sakit atau orang bersistem imun lemah seperti rumah sakit dan panti jompo, akan sangat sulit untuk mengeradikasi jamur C. auris dari tempat tersebut.
Seperti diungkapkan dalam jurnal mBio, jamur C. auris juga sangat sulit untuk diatasi. Karena sebab yang belum diketahui, jamur C. auris merupakan jenis jamur yang cukup tangguh.
"Jamur ini memiliki implikasi kontrol infeksi yang besar pada fasilitas layanan kesehatan," ungkap Dr Amesh Adalja dari Johns Hopkins Center for Health Security yang tidak terlibat dalam studi.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat mengungkapkan lebih dari 30 persen kasus infeksi C. auris pada manusia berujung dengan kematian. Di Amerika Serikat sudah ditemukan sekitar 685 kasus yang terkonfirmasi sebagai infeksi C. auris sejak 2016.