Jumat 16 Aug 2019 08:08 WIB

Warga Byzantium Gunakan Simbol Tanda Pagar 900 Tahun Lalu

Simbol tersebut diukir pada sebuah potongan keramik di Yalova, Turki bagian barat.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Ani Nursalikah
Simbol tanda pagar diukir pada sebuah potongan keramik yang ditemukan di wilayah Yalova, Turki bagian barat.
Foto: Daily Sabah
Simbol tanda pagar diukir pada sebuah potongan keramik yang ditemukan di wilayah Yalova, Turki bagian barat.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Simbol tanda pagar (hashtag) yang banyak digunakan di dunia maya sejak 2007 ternyata sudah populer di era Byzantium. sekelompok arkeolog menemukan simbol tersebut diukir pada sebuah potongan keramik yang ditemukan di wilayah Yalova, Turki bagian barat.

Para arkeolog pun memperkirakan pembuatan keramik itu pada akhir abad ke-13 era kekaisaran Byzantium atau sekitar tiga abad sebelum jatuhnya kekaisaran Byzantium. Selama tiga tahun terakhir, para arkeolog telah melakukan penggalian di wilayah Yalova Cobankale untuk mengungkap tentang sejarah wilayah itu.

Baca Juga

Lokasi tersebut menjadi tempat perang Bapheus antara tentara Byzantium dengan kekaisaran Ottoman pada 1302. Pertempuran itu dipandang sebagai upaya terakhir kekaisaran Byzantium menghentikan Ottoman.

Meski demikian, Byzantium gagal. Sementara Ottoman memperkuat kekuasaannya di Byzantium Bithynia di mana Yalova dan kota-kota lainnya berada saat ini.

"Tim yang dipimpin asisten profesor Selcuk Seckin menemukan potongan-potongan tulang, keramik, hingga bahan besi tempa. Namun yang paling menyita perhatian adalah penemuan potongan benda dengan tanda pagar yang jelas," seperti dilansir Daily Sabah, Jumat (16/8).

Sackin mengatakan timnya menemukan potongan-potongan berisi ukiran, namun terdapat tagar yang menjadi simbol budaya yang populer digunakan jauh sebelum tanda pagar itu menjadi populer di media sosial saat ini. Tahun lalu, para peneliti juga menemukan tanda pagar berusia 73 ribu tahun pada sebuah sketsa di dinding gua di Afrika Selatan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement