Rabu 21 Aug 2019 17:00 WIB

NASA Pastikan Misi Mencari Laut di Bulan Jupiter

Misi menjelajahi secara lebih mendalam lautan di Europa pada 2020.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Planet Jupiter
Foto: 123rf.com
Planet Jupiter

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Badan Antariksa AS (NASA) mengkonfrimasi bahwa Europa, bulan es Jupiter memiliki lautan di bawah permukaan yang luas. Badan antariksa ini akan bersiap untuk meluncurkan pesawat ruang angkasa dalam misi menjelajahi secara lebih mendalam lautan di Europa tersebut pada 2020.

"Kami semua senang dengan keputusan menggerakkan misi Eurpoa Clipper selangkah lebih dekat untuk membuka misteri laut tersebut," ujar Thomas Zurbuchen, associate administrator untuk Direktorat Misi Sains di Kantor Pusat NASA, dalam sebuah pernyataan dilansir Iflscience, Rabu (21/8).

Baca Juga

Zurbuchen mengatakan saat ini tim dalam misi Europa Clipper sedang mengkaji dari temuan di pesawat ruang angkasa Galileo dan Cassini. Ini dapat memberikan pemahaman secara lebih luas tentang asal usul kosmik dalam tata surya, bahkan adanya kehidupan di planet lainnya.

"Kami sedang membangun  atas wawasan ilmiah yang diterima dari pesawat ruang angkasa Galileo dan Cassini dan bekerja untuk memajukan pemahaman kita tentang asal usul kosmik kita, bahkan kehidupan di tempat lain," ujar Zurbuchen.

Pencarian air dan kondisi lautan di planet lain membantu ilmuwan memahami potensi kehidupan di luar Bumi. Setelah peluncurannya, pesawat ruang angkasa yang tahan radiasi akan mengorbit di sekitar Jupiter dan melakukan setidaknya 45 flybys dekat Europa di ketinggian bervariasi dari 2.700 hingga 25 kilometer (1.675 hingga 16 mil) di atas permukaan. Clipper juga akan terbang dengan dua bulan besar Jupiter lainnya, Ganymede dan Callisto.

Europa telah memberika sejumlah bukti kuat bahwa ada samudera air di bawah lapisan es bulan tersebut. Kondisi ini akan membuat bulan memberi keuntungan bagi kehidupan.

Para ilmuwan yang melakukan pengamatan teleskop berbasis darat selama lebih dari tiga abad pada 1960-an menemukan bukti bahwa komposisi permukaan Europa sebagian besar adalah es air. Flybys dan pengamatan berikutnya menemukan fitur besar, seperti garis melingkar di bulan yang menunjukkan bahwa materi es telah meresap ke keretakan di permukaan.

Misi Galileo pada 1980-an dan 1990-an kemudian mengkonfirmasi temuan sebelumnya. Ini memberikan lebih banyak petunjuk bahwa Europa menciptakan medan magnetnya sendiri.

Tetapi apakah itu berarti bulan es memiliki kondisi yang cocok untuk kehidupan? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, para ilmuwan beralih ke Europa Clipper, sebuah pesawat ruang angkasa yang dilengkapi dengan beberapa peralatan ilmiah yang serius.

Kamera dan spektrometer akan memungkinkan para ilmuwan untuk menangkap gambar resolusi tinggi dari permukaan Europa untuk menentukan komposisi bulan. Radar penembus es akan membantu menentukan ketebalan kulit bulan dan mencari danau bawah permukaan yang mirip dengan yang ditemukan di bawah Antartika.

 Sebuah magnetometer akan menentukan kekuatan dan arah medan magnet Europa, yang pada gilirannya akan memberikan petunjuk pada kedalaman dan salinitas laut. Instrumen termal juga akan digunakan saat menemukan adanya  letusan air hangat baru-baru ini. Sementara, instrumen lain akan mencari air dan partikel kecil di atmosfer yang tipis.

"Ini adalah langkah besar dalam pencarian air yang dapat mendukung kehidupan. Kami yakin bahwa seperangkat instrumen sains serba guna ini akan menghasilkan penemuan menarik pada misi yang sangat dinanti," ujar ilmuwan dari program Europa, Curt Niebur.

Europa Clipper akan diluncurkan pada awal 2023. Sebelumnya, komitmen awal peluncuran misi ini adalah pada 2025.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement