Selasa 27 Aug 2019 10:14 WIB

Kemenristek Luncurkan Sistem Informasi Iptek Terintegrasi

Data iptek saat ini masih belum tersedia secara baik.

Sebuah pameran di harteknas (ilustrasi)
Foto: Republika/Yasin Habibi
Sebuah pameran di harteknas (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR  - Pusat Data dan Informasi Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Pusdatin Iptek Dikti) Kemenristekdikti meluncurkan sistem informasi iptek nasional yang terintegrasi dalam rangkaian kegiatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-24 di Denpasar, Bali.

"Sistem informasi Iptek nasional ini sangat penting, di tengah kondisi data iptek saat ini masih belum tersedia secara baik. Hal ini dikarenakan data tersebut tersebar di masing-masing produsen data yaitu unit lembaga pelaku kegiatan iptek, belum terintegrasi secara baik," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Iptek Dikti Kemenristekdikti, Andika Fajar, disela-sela peluncuran tersebut, di Denpasar, Senin (26/8) malam.

Ia mengatakan karena informasi iptek yang belum terintegrasi, banyak informasi yang seharusnya dapat digunakan dalam proses pemajuan dan pengembangan iptek tidak tersampaikan secara baik.

"Kita tidak dapat menjawab secara lugas ketika ditanya terkait hasil apa saja yang didapat dari kegiatan iptek atau litbang ini, karena kita tidak mempunyai basis data yang lengkap, valid, dan tepat," ujar Andika.

Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti, Muhammad Dimyati mengatakan betapa pentingnya data iptek untuk pengembangan iptek nasional.

Data-data Iptek tersebut, lanjut Dimyati, terkait dengan anggaran dan belanja Litbang dapat dihitung "Gross Expenditure on Research and Development (GERD)", yang merupakan penghitungan yang berlaku secara internasional untuk menghitung total belanja riset dibagi Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia secara nasional.

Selain itu juga, dari data iptek ini juga digunakan di dalam Perencanaan Riset Nasional (PRN), dalam kaitannya dengan pengukuran Indikator Kinerja Utama (IKU). Selain GERD, ada juga indikator yang mencakup jumlah SDM iptek setiap sejuta penduduk, rasio kandidat SDM iptek, dan produktivitas SDM iptek per 100 peneliti.

"Indikator inilah yang nantinya diharapkan akan menjadikan visi Indonesia Berdaya Saing dan Berdaulat Berbasis Iptek menjadi lebih terukur, serta dapat berproses menjadi keunggulan negara Indonesia di tengah-tengah masyarakat dunia," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement