REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pesawat ruang angkasa milik Angkatan Udara AS, X-37B melakukan pendaratan di Kennedy Space Center NASA, pada Ahad (27/10) lalu. Pendaratan tersebut dilakukan setelah melakukan orbit selama 780 hari dan memecahkan rekor sebelumnya yang juga dimiliki pesawat itu sebanyak 62 hari.
Boeing X-37B merupakan salah satu dari dua pesawat ruang angkasa otonom dalam armada Angkatan Udara AS. Dalam prosesnya X-37B, awalnya hanya ditargetkan untuk terbang selama 270 hari, meskipun hasil akhirnya jauh dari harapan awal itu.
"X-37B terus menunjukkan pentingnya pesawat ruang angkasa yang dapat digunakan kembali," kata Sekretaris Angkatan Udara AS, Barbara Barrett seperti dilansir Spacenews, Senin (28/10).
Program pesawat ruang angkasa itu dikelola oleh Air Force Rapid Capabilities Office. Lebih jauh, program itu juga telah digunakan untuk percobaan sains untuk menguji teknologi. Direktur Air Force Rapid Capabilities Office, Randy Walden juga beranggapan bahwa dengan pendaratan yang sukses selama ratusan hari itu, telah menyelesaikan penerbangan terpanjangnya sejak awal pembuatannya.
Bahkan hingga kini, pesawat tersebut telah berhasil menyelesaikan semua tujuan dan misinya. "Misi ini berhasil menyelenggarakan eksperimen Laboratorium Penelitian Angkatan Udara, serta menyediakan tumpangan untuk satelit kecil," kata dia.
Program X-37 B ini dipimpin oleh NASA dan dijalankan sejak 1999 hingga 2004, ketika NASA memindahkannya ke Badan Penelitian Proyek Pertahanan Tingkat Lanjut. Namun demikian, DARPA melanjutkan pengembangan kendaraan uji pendaratan dan pendaratan. Hingga kemudian, Angkatan Udara mengadaptasi desain asli NASA dari kendaraan uji orbital untuk membuat X-37B, di mana Boeing merupakan kontraktor utama.
Angkatan Udara berencana untuk meluncurkan misi X-37B keenam dari Cape Canaveral pada tahun 2020 dengan roket United Launch Alliance Atlas 5. Pusat Sistem Ruang Angkasa dan Rudal Angkatan Udara memperkirakan, operasional akan diluncurkan antara April dan Juni mendatang.