REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Udara yang harus dihirup oleh semua orang di New Delhi telah dilaporkan menyebabkan mata terasa seperti terbakar. Fakta yang sangat menyedihkan dari krisis ini adalah para pejabat di kota itu meminta orang-orang tetap tinggal. Namun, saran medis dari badan-badan kesehatan di New Delhi adalah agar semua orang menghindari aktivitas fisik di luar ruangan.
Pada dasarnya, krisis udara ini terjadi bukan karena virus, namun penyebabnya adalah polusi dari kegiatan pertanian dan transportasi di New Delhi. Lebih dari satu dekade lalu, sebuah studi yang dilakukan Pemerintah India pernah memprediksi ketidaklayakan udara di Ibu Kota negara Asia Selatan itu.
Dilansir melalui theatlantic.com, Kamis (7/11), studi itu telah memperingatkan bahwa krisis udara kemungkinan besar terjadi karena emisi lebih dari delapan juta mobil di New Delhi. Sejak saat itu, udara di kota ini terus berada di tingkat yang paling berbahaya di dunia, bahkan beberapa waktu terakhir telah menjadi kategori tidak layak huni.
Seringkali, tingkat kualitas udara yang buruk terjadi pada waktu-waktu di mana para petani di India melakukan pembakaran ladang setelah panen. Kondisi ini semakin menambah kabut asap, yang sebenarnya telah ada dan berbahaya dari pembakaran bahan bakar fosil.