Senin 25 Nov 2019 06:53 WIB

Ilmuwan Temukan Tiga Lubang Hitam Supermasif

Tiga lubang hitam supermasif ditemukan di pusat galaksi NGC 6240.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Indira Rezkisari
Foto lubang hitam pertama yang berhasil ditangkap ilmuwan.
Foto: AP
Foto lubang hitam pertama yang berhasil ditangkap ilmuwan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fenomena lubang hitam kembali ditemukan oleh para ilmuwan. Untuk pertama kalinya, para ilmuwan telah menangkap tiga lubang hitam supermasif di pusat galaksi NGC 6240.

Dilansir di laman Techexplorist, Senin (25/11), menariknya, ketiga lubang hitam begitu dekat satu sama lain. Penemuan yang diterbitkan dalam jurnal Astronomi & Astrofisika dilakukan pengamatan oleh tim penelitian internasional yang dipimpin oleh para ilmuwan dari Universitas Göttingen dan Potsdam menggunakan VLT 8 meter.

Baca Juga

Mereka mengamatinya dengan sebuah teleskop yang dioperasikan oleh European Southern Observatory di Chile. Spektograf MUSE 3D digunakan dalam mode spasial resolusi tinggi bersama dengan empat bintang laser yang diproduksi secara artifisial dan sistem optik adaptif.

Gambar-gambar tersebut diperoleh dengan menggunakan teknologi canggih dengan ketajaman seperti Hubble Space Telescope. Namun demikian, gambar-gambar itu juga mengandung spektrum untuk setiap piksel gambar.  Spektrum ini sangat menentukan dalam menentukan pergerakan dan massa lubang hitam supermasif di NGC 6240.

Galaksi NGC 6240 dikenal sebagai galaksi tidak beraturan karena bentuknya yang khusus. Sampai sekarang, para ilmuwan menganggap bahwa galaksi terbentuk karena tumbukan dua galaksi yang lebih kecil dan karenanya mengandung dua lubang hitam di intinya.

Nenek moyang galaksi ini bergerak ke arah satu sama lain dengan kecepatan beberapa km 100 per detik. Namun, pergerakan itu masih dalam proses penggabungan.

"Melalui pengamatan kami dengan resolusi spasial yang sangat tinggi, kami dapat menunjukkan bahwa sistem galaksi yang berinteraksi dengan host NGC 6240, bukan dua -seperti yang diduga sebelumnya- tetapi tiga lubang hitam supermasif di pusatnya," ujar Profesor Wolfram Kollatschny dari Universitas Göttingen.

Dia melanjutkan, masing-masing dari tiga kelas berat memiliki massa lebih dari 90 juta Matahari. Mereka berada di wilayah ruang kurang dari 3.000 tahun cahaya. Misalnya, dalam kurang dari seperseratus dari total ukuran galaksi.

"Sampai sekarang, konsentrasi tiga lubang hitam supermasif semacam itu belum pernah ditemukan di alam semesta.  Kasus ini memberikan bukti proses penggabungan simultan dari tiga galaksi bersama dengan lubang hitam pusatnya," ungkap Dr. Peter Weilbacher dari Institut Leibniz untuk Astrofisika Potsdam (AIP).

Penemuan sistem rangkap tiga ini, kata dia, sangat penting untuk memahami evolusi galaksi seiring waktu. Sampai sekarang belum mungkin untuk menjelaskan bagaimana galaksi terbesar dan paling masif.

"Yang kita tahu dari lingkungan kosmik kita di waktu sekarang, dibentuk hanya oleh interaksi galaksi normal dan proses penggabungan selama 14 miliar tahun sebelumnya sekitar, yaitu , usia alam semesta kita," kata dia.

Namun, jika proses penggabungan simultan dari beberapa galaksi terjadi, maka galaksi terbesar dengan lubang hitam supermasif pusatnya dapat berevolusi lebih cepat. Pengamatan ini, memberikan indikasi pertama dari skenario ini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement