Rabu 11 Dec 2019 13:34 WIB

Lapisan Es Greenland Mencair 7 Kali Lebih Cepat

Seratus juta orang akan mengalami kebanjiran tiap tahun karena es yang mencair.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Dwi Murdaningsih
Greenland
Foto: greenland.go
Greenland

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lapisan es Greenland mencair tujuh kali lebih cepat daripada 1990an. Sebuah studi menemukan bahwa mencairnya es tersebut akan menjadi penyebab atas banjir 100 juta orang per tahun pada akhir abad ini.

Dilansir di inews.co.uk, tingkat hilangnya es di Greenland telah meningkat dari 33 miliar ton per tahun pada 1990an menjadi 254 miliar ton dalam 10 tahun terakhir. Jumlah itu melengkapi 3,8 triliun ton es yang hilang sejak 1992. Angka itu cukup untuk mendorong permukaan laut global naik 1,06 cm dan secara signifikan meningkatkan banjir pada daerah di dekat pantai.

Baca Juga

“Ini bukan peristiwa kecil atau dampak kecil, percairan es sedang terjadi dan akan menghancurkan komunitas pesisir,” kata salah seorang profesor dari Universitas Leeds, Profesor Andrew Shepherd.

Dia mengatakan setiap sentimeter kenaikan permukaan laut global, enam juta orang akan terkena banjir pantai. Hal itu berarti, pada tren saat ini, 100 juta orang akan kebanjiran setiap tahun, sebagai akibat mencairnya es Greenland pada 2100.

Angka itu naik menjadi 400 juta orang begitu permukaan laut naik, karena ekspansi lautan dari kenaikan suhu air, serta pencairan es di Antartika dan wilayah lain. Para ilmuwan yang tidak terlibat dalam penelitian bereaksi atas temuan tersebut.

Perwakilan dari Survei Antartika Inggris, Louise Sime menyarankan temuan tersebut harus menjadi perhatian besar bagi semua orang yang akan terkena dampak kenaikan permukaan laut. Jika tingkat kehilangan es yang sangat tinggi berlanjut, menurut dia, ada kemungkinan titik kritis baru dapat terjadi lebih cepat.

Pengajar dari Universitas Southampton, Profesor Robert Marsh menganggap studi tersebut mengungkapkan bagaimana kontribusi Greenland terhadap kenaikan permukaan laut global telah meningkat lebih cepat daripada semua faktor lain, seperti, ekspansi termal, gletser lain, dan Antartika. "Ini adalah masalah urgensi bahwa para ilmuwan lebih memahami proses kompleks yang mendorong hilangnya es dramatis Greenland," ujar Marsh.

Temuan itu adalah studi paling komprehensif tentang hilangnya es Greenland sejauh ini, melibatkan 96 ilmuwan kutub dari 50 organisasi internasional. Mereka menggabungkan 26 survei terpisah untuk menghitung perubahan massa lapisan es Greenland antara 1992 dan 2018.

Secara keseluruhan, data dari 11 misi satelit yang berbeda digunakan, termasuk pengukuran volume, aliran, dan gravitasi yang berubah dari lapisan es itu. Penelitian itu dipimpin oleh Universitas Leeds dan Jet Propulsion Laboratory NASA di California, didukung Badan Antariksa Eropa (ESA) dan Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional AS (NASA).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement