REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANCISCO – Penyelidikan pesawat luar angkasa NASA, Juno telah menemukan adanya badai yang berputar di kutub selatan Jupiter pada bulan lalu. Berdasarkan keterangannya, badai itu berlangsung selama beberapa pekan terakhir dan disertai manuver.
Dalam penerbangan dekat Jupiter, Juno menemukan bahwa pusaran badai itu seluas Texas. Bahkan, badai itu juga tergabung dalam enam siklon lainnya yang berada di wilayah kutub Jupiter.
"Topan ini adalah fenomena cuaca baru yang belum pernah dilihat atau diprediksi sebelumnya," kata ilmuwan Juno dari University of California, Berkeley, Cheng Li, seperti dilansir space, Ahad (15/12).
Dia menambahkan, Juno telah menangkap setiap gambaran tersebut melalui pengamatan dan simulasi komputer. Juno yang akan mengorbit di Jupiter pada jalur elips setiap 53 hari waktu bumi itu, telah mengumpulkan sebagian besar data planet raksasa itu.
Bahkan menurut pejabat NASA, proyek Juno yang menghabiskan dana 1,1 miliar dolar AS itu juga mampu menyelidiki dan menelusuri 3.500 Km di atas puncak awan Jupiter. Namun demikian, ada penerbangan terbaik yang harus memastikan Juno selamat dari misi itu. Oleh sebab itu, tim navigasi di JPL memberikan solusi untuk melompati bayangan Jupiter dalam pengamatannya pada 30 September lalu.
Alhasil, metode itu dinilai mampu mendorong jalur probe terus keluar. Hingga pada akhirnya, proyek itu benar-benar keluar dari jalur bayangan sama sekali.
Juno yang diluncurkan pada 2011 dan tiba di orbit sekitar Jupiter pada 4 Juli 2016 itu sedang mempelajari komposisi dan medan gravitasi serta magnet di Jupiter. Data yang dikumpulkan itu, seharusnya mampu membantu para peneliti untuk lebih memahami bagaimana Jupiter dan perluasan tata surya, mampu terbentuk dan terevolusi.