REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro meresmikan Pusat Produksi Sel Punca dan Produk Metabolit Nasional. Produksi sel punca ini merupakan kolaborasi antara FKUI, RSCM, dan PT Kimia Farma.
Selama ini, masyarakat yang memerlukan terapi sel punca masih memilih melakukan terapi di luar negeri dengan biaya yang sangat mahal. Produksi dalam negeri sel punca ini diharapkan bisa menjadi solusi atas kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap aplikasi dan pengobatan dengan sel pucna dan produk metabolitnya.
"Saya lega melihat hasil riset terkait sel punca ini karena berdampak bagi masyarakat luas. Jadi, pasien akan memiliki harapan jika memiliki penyakit atau cedera berat," kata Bambang, dalam keterangannya, Rabu (18/12).
Sel punca adalah sel yang memiliki kemampuan untuk berkembang menjadi berbagai jenis sel yang spesifik di jaringan tubuh. Sel ini mampu berubah menjadi berbagai jenis sel matang yang khas, mampu bergenerasi sendiri, dan pada dasarnya merupakan blok pembangun pada tubuh manusia.
Sel punca juga dapat bertindak layaknya sistem perbaikan internal. Ketika sel punca membelah, masing-masing sel baru memiliki potensi tetap sebagai sel yang sama atau menjadi sel jenis lain dengan fungsi yang spesifik, seperti tulang, sel otot, sel saraf, sel darah merah, atau sel otak.
Perkembangan dan kemajuan keilmuan terkait sel punca merupakan terobosan dan inovasi bagi Indonesia. Saat ini, Indonesia menjadi salah satu negara yang sudah melakukan pelayanan terapi sel punca bagi pasien umum di rumah sakit-rumah sakit. Di beberapa negara lainnya, pelayanan sel punca masih berada di tahap riset dan belum secara resmi diberikan untuk pasien umum.
"Semoga dengan berkembangnya penelitian dan aplikasi sel punca di Indonesia, saya harap masyarakat Indonesia dapat menikmati manfaat sel punca. Sudah saatnya kita memberi keyakinan pada masyarakat, bahwa Indonesia mampu memberikan perawatan sel punca seperti di luar negeri dengan kualitas yang sama dan harga yang bersaing," kata Bambang.