Selasa 07 Jan 2020 20:19 WIB

Pasutri Temukan Fosil Berusia 300 Juta Tahun

Fosil diserahkan kepada PEI Museum dan Heritage Foundation.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Dwi Murdaningsih
Pasangan suami istri menyerahkan fosil berusia 300 juta tahun kepada PEI Museum dan Heritage Foundation.
Foto: Jessica Doria-Brown/CBC
Pasangan suami istri menyerahkan fosil berusia 300 juta tahun kepada PEI Museum dan Heritage Foundation.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasangan suami istri menyerahkan fosil berusia 300 juta tahun kepada PEI Museum dan Heritage Foundation. Pasangan ini menemukan semacam batu (dengan jejak kaki amfibi), saat mereka berjalan di sepanjang pantai daerah Cumberland pada Juli 2019 lalu.

“Aku tidak sengaja melihat ke bawah dan melihat batu ini, ada semacam sidik jarinya,” kata sang istri Pat Sweet.

Baca Juga

“Sebenarnya itu benar-benar luar biasa, mengingat ada sesuatu benda yang kita miliki dengan usia setua itu. Sungguh menakjubkan, kita sulit mempercayainya,” kata sang suami Bob Sweet.

Dari sana, pasangan ini membawa pulang fosil itu dan memanggil arkeolog setempat. Para pejabat setempat mengatakan, seorang ahli paleontologi telah memeriksa batu itu, dan jejak kaki di batu itu menyerupai dua kaki amfibi.

Namun, jejak kakinya cukup berbeda sehingga para pejabat bertanya-tanya apakah mereka merujuk pada spesies baru yang sebelumnya tidak dikenal dalam dunia paleontologi. Jejak kaki diperkirakan berasal dari amfibi sekitar 25 sentimeter, yang berjalan pada PEI jutaan tahun yang lalu.

“Dan fosil tersebut diperkirakan sudah ada sebelum dinosaurus,” kata kurator sejarah PEI Museum dan Yayasan Warisan, Matthew McRae.

Dia mengatakan fosil langka itu akan menjadi koleksi tambahan yang bagus bagi museum. Fosil itu akan sangat menarik, dan menurut dia, ini dapat memberitahukan pada semua orang betapa istimewanya Pulau Pangeran Edward itu.

“Ini salah satu dari beberapa tempat di Kanada yang memiliki fosil tanah dalam periode ini. Lalu sangat penting jika ada yang menemukan sesuatu dan diduga semacam fosil, agar segera menghubungi pejabat setempat,” kata McRae.

Setelah menghubungi pejabat setempat, item tersebut dapat dinilai oleh para ahli. Area tempat spesimen ditemukan dapat menjadi acuan untuk menganalisis rincian penting tentang temuan fosil tersebut.

McRae mengatakan, saat ini belum ada rencana untuk menunjukkan temuan fosil baru itu, tetapi mungkin ke depannya bisa menjadi bagian dari pameran sejarah alam, jika lokasi yang sesuai tersedia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement