Rabu 08 Jan 2020 13:36 WIB

Istana Maya Ditemukan Jauh di Hutan Meksiko

Selama bertahun-tahun, ilmuwan menggali dan memulihkan struktur Maya di Kuluba.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Resorasi di situs yang diduga merupakan peninggalan suku Maya.
Foto: inah via livescience
Resorasi di situs yang diduga merupakan peninggalan suku Maya.

REPUBLIKA.CO.ID, CANCUN -- Para arkeolog Institut Nasional Antropologi dan Sejarah Meksiko (INAH) telah menemukan istana batu suku Maya yang berusia lebih dari seribu tahun yang lalu. Mereka mengatakan kemungkinan para elit Maya menikmati tempat tinggal yang kokoh.

Para ilmuwan telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk menggali dan memulihkan struktur Maya di sekitar istana yang terteletak di situs arkeologi Kuluba. Lanskap tersebut berada di timur laut Yucatan yang hanya 100 mil (160 km) barat Cancun.

Baca Juga

Tetapi baru-baru ini, para ilmuwan memiliki waktu mempelajari istana yang penuh teka-teki dan menyimpulkan itu mungkin sebuah bangunan hanya untuk  masyarakat. Seperti yang dilansir dari Live Science, Rabu (8/1), istana ini memiliki enam kamar dan berukuran sekitar 180 kaki, lebar 50 kaki dan tinggi 20 kaki (55x15x6 meter).

Karena begitu besar, arkeolog memiliki cara untuk pergi sebelum bangunan sepenuhnya dilestarikan. Salah satu pemimpin proyek, arkeolog Alfredo Barrera Rubio Rubio menyatakan istana itu bahkan akan lebih megah lagi pada masa itu.

Ketika itu merupakan bagian dari kompleks yang lebih besar, mencakup altar, over dan ruang-ruang perumahan. Istana bahkan memiliki tangga.

Analisis istana menunjukkan orang-orang tinggal di sana pada dua waktu yang berbeda. Mereka tinggal pada periode  tahun 600 hingga 900. Dan, periode tahun 850 hingga 1050.

Berdasarkan artefak serupa yang terbuat dari keramik yang ditemukan di Cichen Itza dan Kuluba  dapat disimpulkan bahwa Kuluba menjadi daerah kantong Itza. “Kami tahu sedikit tentang karakteristik arsitektur wilayah ini. Jadi salah satu tujuan utama kami, serta perlindungan dan pemulihan warisan budaya, adalah studi tentang arsitektur Kuluba,” ujarnya.

Istana juga memiliki beberapa pemakaman sekunder yang berarti orang-orang dimakamkan di sana setelah pemakaman asli mereka. Studi di masa depan akan menjelaskan usia, jenis kelamin dan kondisi medis orang-orang ini.

Peradaban Maya membentang dari Meksiko selatan modern melalui Guatemala, Belize dan Honduras. Budaya ini terkenal dengan piramida masif, logam, sistem irigasi dan pertanian, serta hieroglif yang kompleks.

Namun, tidak ada yang tahu mengapa peradaban gagal antara 800 dan 1.000 masehi. Ada kemungkinan kekeringan dan bahkan deforetasi menyebabkan kematian Suku Maya.

Untuk saat ini, para peneliti berniat untuk menanam lebih banyak pohon di sekitar istana untuk menebus tutupan pohon yang mereka hapus selama penggalian lokasi. Bagian dari tim konservasi, Natalia Tangarife mengatakan salah satu opsi yang ditawarkan situs ini adalah menggunakan vegetasi untuk konservasi.

“Ini berarti reboisasi lokasi tertentu sehingga pohon dapat memberikan perlindungan dari sinar matahari langsung, angin dan elemen lainnya untuk struktur yang masih memiliki beberapa warna cat asli,” kata Tangarife.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement