REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saluran-saluran air kuno yang berusia lebih tua dari piramida Mesir telah ditemukan di negara bagian Victoria, Australia pascamusibah kebakaran hutan di sana. Sistem akuatik itu dibangun oleh orang Gunditjmara sekitar 6.600 tahun lalu.
Arkeolog menduga, sistem akuatik itu dibangun untuk menjebak dan memanen belut untuk sumber makanan suku asli Australia tersebut. Sebenarnya sistem akuatik telah diketahui oleh para arkeolog sejak Juli 2019, dan telah ditambahkan ke Daftar Warisan Dunia UNESCO. Namun akibat kebakaran hutan beberapa waktu lalu, bagian lain dari saluran air kuno itu ditemukan.
Menurut UNESCO, saluran air yang disebut The Budj Bim Cultural Landscape itu menjadi salah satu sistem akuakultur tertua dan paling luas didunia. The Budj Bim Cultural Landscape terdiri dari saluran, bendung, dan bendungan yang dibangun dari batuan vulkanik.
Perwakilan Gunditjmara sekaligus Owner Perusahaan Tradisi Aborigin, Denis Rose mengatakan bahwa sistem ini secara signifikan lebih besar daripada yang dicatat sebelumnya.
"Ketika kami kembali ke daerah itu, kami menemukan saluran yang tersembunyi di rumput dan tumbuh-tumbuhan lainnya. Panjangnya sekitar 25 meter (82 kaki), yang merupakan ukuran yang cukup besar," kata Rose dilansir CNN, Rabu (22/1).
Dia mengatakan temuan struktur baru lainnya menjadi sebuah kejutan yang luar biasa. "Bentang Budaya Budj Bim memberikan kesaksian luar biasa terhadap tradisi budaya, pengetahuan, praktik, dan kecerdikan Gunditjmara," kata dia.
Menurut pemerintah Eropa, Gunditjmara adalah salah satu dari beberapa kelompok masyarakat adat yang dulu tinggal di bagian selatan negara Victoria saat ini sebelum pemukiman Eropa. Populasinya diyakini ribuan sebelum tahun 1800-an, tetapi berkurang secara signifikan setelah orang Eropa tiba.