Sabtu 15 Feb 2020 04:31 WIB

Jumlah Spesies Burung di Indonesia Bertambah

Organisasi Burung Indonesia mencatat jumlah spesies burung di Indonesia bertambah

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Organisasi Burung Indonesia mencatat jumlah spesies burung di Indonesia bertambah. Ilustrasi.
Foto: Republika/ Wihdan
Organisasi Burung Indonesia mencatat jumlah spesies burung di Indonesia bertambah. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Organisasi nirlaba Burung Indonesia mencatat jumlah spesies burung di Indonesia hingga awal 2020 bertambah menjadi 1.794 spesies. Keterangan ini disampaikan Research and Communication Officer Burung Indonesia Achmad Ridha Junaid.

"Catatan ini mencakup empat spesies yang dikeluarkan dari daftar, tetapi terdapat 21 spesies baru yang tercatat," kata dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat (14/2).

Baca Juga

Ridha mengatakan bahwa 21 spesies burung yang baru tercatat meliputi tujuh spesies yang baru dideskripsikan dan 14 spesies dari hasil pemisahan spesies sebelumnya. Spesies burung yang baru dideskripsikan antara lain burung Myzomela alor atau Myzomela prawiradilagae dan burung cabai kacamata atau Dicaeum dayakorum.

Myzomela alor yang diumumkan sebagai spesies baru pada Oktober 2019 merupakan burung endemis Pulau Alor. Burung ini menghuni habitat pegunungan pada ketinggian 900 meter hingga 1.270 meter di atas permukaan laut.

Sedangkan burung cabai kacamata atau spectacled flowerpecker dinamai Dicaeum dayakorum sebagai penghormatan kepada suku Dayak yang memiliki pengetahuan lokal luar biasa tentang flora dan fauna di tanah kelahiran mereka. "Lima spesies burung baru lainnya adalah kipasan peleng, cikrak peleng, ceret taliabu, myzomela taliabu, dan cikrak taliabu dari Pulau Peleng, Sulawesi Tengah, dan Pulau Taliabu, Maluku Utara," kata Ridha.

Ia juga mengemukakan perihal spesies baru hasil pemisahan spesies yang meliputi tiga spesies burung uncal atau merpati, tiga spesies nuri, satu spesies merbah atau cucak, tiga spesies sikatan, dan empat spesies burung kacamata. Selain itu, ada empat spesies yang sebelumnya dianggap sebagai spesies tersendiri namun setelah diteliti ternyata merupakan subspesies dari spesies yang telah dikenal sebelumnya.

"Misalnya, sikatan tanajampea atau Cyornis djampeanus yang sebelumnya dikenal sebagai spesies endemis Pulau Tanajampea, ternyata masih memiliki kemiripan dengan sikatan sulawesi atau Cyornis omissus sehingga dikelompokkan sebagai spesies yang sama," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement