Senin 24 Feb 2020 11:14 WIB

Astronom Temukan Bintang Kerdil yang 'Tantrum'

Astronom menemukan bintang kecil dengan ledakan energi yang sangat besar.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilmuwan menemukan bintang kerdil yang berukuran sekitar 8 persen dari massa matahari, menyemburkan
Foto: ESA via space.com
Ilmuwan menemukan bintang kerdil yang berukuran sekitar 8 persen dari massa matahari, menyemburkan

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Ilmuwan menemukan bintang kerdil yang berukuran sekitar 8 persen dari massa matahari, menyemburkan 'sinar super' sinar X yang sangat besar. Dari fenomena ini, ilmuwan menemukan fakta bahwa bintang kecil memiliki sifat seperti anak kecil. Apa itu? Sifat tantrum. Bintang kecil memiliki energi yang besar namun tidak terduga.

Ini merupakan hal yang aneh untuk diamati bagi para astronom. Astronom mengira bintang yang kecil tidak dapat menghasilkan emisi sebesar itu dalam panjang gelombang cahaya. Dilansir di Space, Senin (24/2), bintang ini sangat kecil menurut standar kosmik.

Baca Juga

Dikenal sebagai J0331-27, bintang itu adalah katai L, kategori bintang yang sangat kecil, sehingga massa setiap bintang nyaris tidak cukup untuk memungkinkan fusi nuklir.

Ledakan yang aneh itu juga luput dari perhatian selama lebih dari satu dekade setelah itu terjadi pada 5 Juli 2008. Ledakan flare ditangkap oleh XMM Newton X-ray milik observatorium Badan Antariksa Eropa (ESA) tetapi didiamkan di sebuah arsip, sampai pencarian menemukan peristiwa itu.

Peristiwa itu sangat besar, karena bintang kecil itu mengirimkan lebih dari 10 kali energi suar paling intens yang dikirim oleh matahari kita sendiri.

"Ini adalah bagian ilmiah paling menarik dari penemuan ini, karena kami tidak berharap bintang-bintang kerdil L menyimpan energi yang cukup dalam medan magnet mereka untuk menimbulkan ledakan seperti itu," kata Beate Stelzer, penulis bersama pada sebuah makalah baru yang menggambarkan tentang peristiwa ini.

Stelzer juga seorang ahli astrofisika di Institut Astronomi dan Astrofisika Jerman dan di Observatorium Astronomi Italia di Palermo. Para ilmuwan tidak benar-benar mengerti bagaimana ledakan ini bisa muncul.

Katai L hanya memiliki suhu permukaan sekitar 3,320 derajat Fahrenheit (1,830 derajat Celcius). Suhu tersebut sekitar sepertiga dari suhu permukaan matahari 10,340 F (5,730 C).  Pada suhu yang lebih rendah dari katai L, model astronom menyarankan bahwa tidak ada cukup energi untuk bahan bakar medan magnet bintang, yang akan mengatur suar.

"Kami hanya tidak tahu, tidak ada yang tahu mengapa peristiwa itu terjadi," kata Stelzer.

Tetapi para astronom menunjukkan bahwa XMM-Newton mengamati bintang selama 40 hari dan hanya melihat satu ledakan. Ini menunjukkan bahwa katai L membutuhkan waktu lebih lama untuk membangun energi daripada matahari, yang mungkin berkontribusi terhadap ukuran suar.

Menurut ESA, sejumlah bintang serupa terlihat memancarkan ledakan super di bagian optik spektrum, tetapi ini adalah deteksi tak ambigu pertama dari letusan semacam itu pada panjang gelombang sinar-X.

"Panjang gelombang itu penting karena memberi sinyal bagian atmosfer mana yang berasal dari ledakan super: cahaya optik berasal dari lebih dalam di atmosfer bintang, dekat permukaannya yang terlihat, sedangkan sinar-X datang dari tempat yang lebih tinggi di atmosfer," jelas ESA.

Penelitian ini diterbitkan 12 Februari di jurnal Astronomy & Astrophysics.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement