Selasa 25 Feb 2020 17:37 WIB

Perubahan Iklim Bisa Keringkan Sungai Colorado

Perubahan iklim mengganggu pola historis curah hujan dan suhu Sungai Colorado.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Sungai Colorado.
Foto: Ars Technica
Sungai Colorado.

REPUBLIKA.CO.ID, COLORADO -- Perubahan iklim mengeringkan alian sungai Colorado di Amerika Serikat. Pada tahun 2014, Sungai Colorado mencapai lautan untuk pertama kalinya dalam 16 tahun.

Selama bertahun-tahun sungai itu tidak mencapai sejauh itu karena telah dibendung dan dialihkan sepanjang jalan. Sungai ini memasok air bersih kepada sekitar 40 juta orang dan mendukung pertanian dan kegiatan ekonomi di Amerika Serikat bagian barat daya yang kering.

Baca Juga

Perubahan iklim mengganggu pola historis curah hujan dan suhu Sungai Colorado. Kini, perubahan iklim berpotensi menyebabkan aliran sungai Colorado tak mencapai laut lagi.

Dilansir di Ars Technica, Senin (24/2) disebutkan, sebuah makalah yang diterbitkan minggu ini di Science melaporkan bahwa aliran sungai telah menurun sebesar 9,3 persen untuk setiap 1°C pemanasan. Penurunan tingkat salju adalah penyebab utama penurunan dramatis ini.

Perubahan iklim mengubah segala macam variabel, dari suhu udara aktual hingga seberapa banyak curah hujan turun dan apakah itu turun sebagai salju atau hujan. Karena semua faktor ini saling memberi makan satu sama lain, para peneliti menemukan perkiraan yang berbeda tentang bagaimana sungai di seluruh dunia akan berubah dalam menghadapi pemanasan global.

Menurut peneliti US Geological Survey P. Chris Milly dan Krista Dunne menggunakan data historis yang kembali ke tahun 1912 untuk membangun simulasi komputer dari sungai Colorado. Mereka menggunakan variabel fitur unik, seperti topografi dan curah hujan yang berbeda.

Simulasi memungkinkan mereka untuk mengetahui bagaimana berbagai faktor iklim mempengaruhi aliran sungai.  Mereka menabrak satu faktor khususnya yang memainkan peran penting: berkurangnya lapisan salju, yang mengarah pada lebih banyak penguapan.

Lebih sedikit salju berarti lebih banyak tanah gelap yang terkena dan menyerap panas, alih-alih tertutupi oleh benda putih yang memantulkan cahaya. Tanah yang lebih hangat berarti tingkat penguapan yang lebih tinggi dan dengan demikian lebih sedikit air di sungai. Penutup salju adalah 'pelindung', kata Milly dan Dunne, dan pelindung itu perlahan-lahan hilang.

Apa artinya ini bagi masa depan sungai dan orang-orang yang bergantung padanya?

Untuk mengetahuinya, Milly dan Dunne melihat serangkaian model iklim yang memprediksi bagaimana suhu global akan berubah di masa depan, menggunakan skenario yang tergantung pada seberapa baik kita dalam membatasi emisi.

Di bawah skenario biasa, model mereka meramalkan bahwa tingkat sungai akan turun 19 hingga 31 persen pada 2065. Di bawah skenario yang lebih optimis, model tersebut memperkirakan penurunan 14 hingga 26 persen. Bahkan jika lebih banyak air jatuh sebagai hujan daripada salju, tidak mungkin itu akan cukup untuk melawan penurunan ini.

Menurut ahli hidrologi Keith Musselman, para ilmuwan telah berjuang untuk menyetujui penjelasan mengapa Sungai Colorado telah menurun sangat parah. Kemajuan penelitian ini untuk mencari tahu alasan untuk penurunan itu penting.

"Simulasi seperti ini selalu memiliki tingkat ketidakpastian, tetapi penelitian ini merupakan "contoh bagus" tentang bagaimana mereka dapat digunakan bersama data dunia nyata untuk membangun pemahaman yang lebih baik tentang sistem air kita dan seberapa sensitif mereka untuk berubah," kata Musselman.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement