REPUBLIKA.CO.ID, PHOENIX -- Luar angkasa yang sedemikian luas kerap memberikan kejutan bagi ilmuwan. Baru-baru ini, astronom di Catalina Sky Survey kembali dikejutkan oleh benda baru yang menyerupai bulan.
Dilansir dari Independent pada Kamis (27/2), benda yang sementara ini disebut dengan 2020 CD3 itu juga dijuluki sebagai minimoon. Mengingat, benda itu memang terlihat seperti bulan namun dalam dimensi jauh yang lebih kecil.
Benda itu ditemukan oleh astronom di Catalina Sky Survey pada 15 Februri lalu. Saat itu, minimoon itu tengah berada dalam jangkauan orbit bumi. Saat ini, benda itu pun tengah mengorbit di bagian samping bumi bersama dengan jajaran tata surya lainya.
Sejak ditemukan, astronom pun melakukan pengamatan pada obyek itu selama beberapa hari. Para astronom pun merasa penasaran dan terus merekam obyek itu untuk dapat menghimpun informasi sebanyak mungkin.
Berdasar pengamatan itu, ilmuwan memperkirakan benda itu memiliki diameter sekitar 2 hingga 4 meter. Benda kecil itu pun mampu memancarkan sinar dan bersifat seperti benda asteroid kaya carbon.
Penemuan ini pun telah dilaporkan kepada Minor Planet Center yang merupakan lembaga astronomi internasional yang bertugas membuat katalog dan memberi nama pada setiap benda luar angkasa yang ditemukan oleh astronom. Pada 25 Februari lalu, Minor Planet Center pun telah memberi konfirmasi atas penemuan itu dan memberi nama "Temporarily Captured Object" pada obyek tersebut.
Mereka juga menyebut bahwa benda itu merupakan benda yang telah "terikat" secara sementara dalam orbit bumi. Benda itu pun disebut tidak berkaitan dengan tekanan radiasi matahari dan benda luar angkasa buatan. Minor Planet Center pun sangat menganjurkan agar astronom terus melakukan kajian lebih lanjut terkait penemuan ini.
Dengan ditemukanya obyek ini, artinya selama ini telah ada dua benda asing yang telah mengorbit di bumi. Benda pertama ditemukan pada 2016 dan disebut dengan 2006 RH120. Benda itu adalah sebua asteroid yang terbelah di atas Australia.