REPUBLIKA.CO.ID, OXFORD, INGGRIS--Microsoft baru saja menampilkan "manusia virtual" karyanya yang bereaksi terhadap emosi manusia, pergerakan tubuh dan suara. Milo, begitu manusia virtual itu dikenal, didesain untuk pengontrol gerakan Xbox 360 yang bebas kehadiran tangan, disebut Kinect.
Teknologi itu merupakan anak pemikiran desainer game veteran asal Inggris, Peter Molyneux. "Saya selalu ingin mengenalkan revolusi baru dalam cerita bertutur," ujarnya dalam sebuah konferensi tentang desan, hiburan dan teknologi di Oxford, 13 Juli lalu.
"Film, TV, bahkan buku maya hanyalah sampah karena mereka tidak melibatkan saya," ujarnya. "Itu adalah lautan tanpa stimulasi." Molyneux mengatakan ia sejak lama ingin menggubah karakter "yang terlihat hidup, yang akan menatap kedua matanya dan terasa nyata.
Milo sebenarnya pertama kali dipertunjukkan ke publik pada demo di ekspo E3, 2009. Namun setelah itu ia tak pernah tampil lagi. "Ada banyak orang-orang di online yang mengantri untuk mengatakan, 'Itu tak mungkin terjadi,'" tutur Molyneux. Kini ia membuktikan bahwa itu mungkin terjadi.
Demonstrasi langsung yang digelar di Oxford, menggunakan pengontrol game Microsoft, Kinect, yang tak lama lagi akan keluar. Piranti itu menggunakan serangkaian sensor, kamera, mikrofon untuk mengintepretasikan maksud pemain.
Demo itu dilakukan oleh seorang asisten, yang menampilkan Milo menjelajah sebuah taman, memelajari nada dan akhirnya membangun rasa percaya diri setelah diberi tahu oleh orang tuanya. "Kami mengubah pikiran Milo secara terus menerus," ujar Molyneux.
"Tak ada dua Milo dari dua orang berbeda yang sama. Anda pada dasarnya memahat seorang manusia. Beberapa hal yang anda lakukan akan mengubah jalan hidupnya," demikian papar Molyneux. Game pertama yang ia buat adalah simulasi tentang bisnis berbasis teks pada 1984.
Molyneux mengatakan Milo dibentuka oleh kecerdasan buatan yang dikembangkan oleh perusahaan studionya, Lionhead, bersama teknologi yang tersembunyi di lemari besi, Microsoft. Ia menyatakan sistem teknologi itulah yang mengeksploitasi teknik psikologis untuk membuat seseorang merasa bahwa Milo adala nyata.
Sebagai tambahan, softwarem membolehkan "kontrol penuh" atas elemen wajah yang halus sekalipun, seperti muka memerah, dan bahkan diameter lubang hidung Milo, yang ia klaim mampu menampakkan wajah stress. "Sebagian besar lagi hanyalah trik, namun ini adalah trik yang bekerja," ujarnya.
Selama demonstrasi, pemain menetaskan Milo untuk menghancurkan seekor si put di dalam taman. Molyneux mengatakan perintah macam itu diintepretasikan Milo dengan menggunakan software pengenal-suara bersama pusat data yang berupaya mengintepretasi intonasi dan maksud pemain.
Demo juga menampilkan tahapan pertama game, di mana pemain belajar untuk berinteraksi dengan Milo. "Setelah tiga seperempat jam ia akan mengenali anda," ujar Molyneux. "Saya dapat janjikan, jika anda duduk di depan layar ini, benar-benar mengalami saat menyenangkan."