Senin 18 Apr 2011 12:15 WIB

Tebu Brazil untuk 'Biofuel' Bisa Bikin Sejuk Iklim

Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, Tebu yang diproduksi menjadi "biofuel" untuk bahan bakar alternatif untuk truk dan kendaraan bermotor di Brazil, memiliki efek samping bermanfaat, yakni mendinginkan suhu udara setempat, menurut laporan sejumlah ilmuwan pada Ahad (17/4). Para peneliti mengingatkan bahwa itu bukan berarti menggantikan hutan Amazon atau tumbuhan alami lainnya dengan ladang tebu. Manfaat tersebut muncul saat tebu diperkenalkan kepada perladangan yang ada, menggantikan padang rumput atau ladang lain seperti kedelai.

Tebu ditemukan semakin bermanfaat karena kemampuan memantulkan sinar matahari dan "berkeringat" embun dingin ke udara, kata pemimpin peneliti Scott Loarie dari Institut Carnegie untuk Ilmu Pengetahuan. Tanaman menyerap kadar air dari tanah dan melepaskan ke udara sebagai proses fotosintesis, kata Loarie melalui telepon, dan tanaman tebu terhitung efisien dalam proses embun dingin itu.

"Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa dengan tebu, kadar embun dingin dari tanaman itu lebih baik dibanding albedo (besar pantulan matahari)," katanya, berbicara dalam penelitian yang disiarkan melalui Internet di 'Nature Climate Change'.

Tebu digunakan sebagai bahan bakar alami yang memberi tenaga seperempat kendaraan bermotor di Brazil, secara bersamaan membantu mengurangi mengeluaran gas karbon dioksida ke atmosfer, yang mempengaruhi iklim global. Brazil selama ini dianggap sukses mengembangkan energi terbarukan sebagai alternatif bahan bakar fosil yang memanaskan iklim.