REPUBLIKA.CO.ID,PALEMBANG - Tim Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mulai melakukan proses penyemaian bibit hujan buatan di Sumatera Selatan (Sumsel).
Pada Senin (12/9), tim BPPT dengan menggunakan pesawat jenis Cassa C 212-200 mulai terbang dari bandar udara internasional Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II. Mereka terbang dengan ketinggian di atas 10.000 kaki untuk menebar garam di atas awan untuk membuat hujan dengan Teknologi Modifkasi Cuaca (TMC).
Program hujan buatan oleh BPPT merupakan bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat. Menurut Kepala Bidang Penanganan Hujan Buatan BPPT, Heru Widodo, pembuatan hujan buatan di Sumatera Selatan sudah dilakukan terutama di wilayah kota Palembang.
“Cara ini memang yang paling efektif untuk menghilangkan kabut asap. Di Sumatera Selatan, program pembuatan hujan buatan ini sudah dilakukan sejak 2007 kemudian tahun 2009 lalu. Hasilnya cukup efektif untuk menghilangkan titik api,” kata Heru Widodo.
Dengan cara penaburan garam, menurut Heru, turunnya hujan tetap tergantung kondisi alam. Kalau awannya sudah matang, itu bisa dalam hitungan menit akan turun hujan.
Tim BPPT akan terbang bisa sampai 4 kali dalam sehari. Untuk program pembuatan hujan buatan di Sumsel, BPPT mempersiapkan tujuh ton garam untuk memancing hujan.
Sementara Gubernur Sumsel, Alex Noerdin, mengatakan pemerintah daerah sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar jangan membakar lahan saat musim kemarau. Kendati, membakar lahan adalah cara paling hemat biaya untuk membuka lahan.
Dengan program hujan buatan oleh BPPT, Alex Noerdin mengharapkan dapat menurunkan tingkat kebakaran lahan sehingga bisa mengurangi polusi kabut asap yang menggangu kesehatan dan lingkungan serta transportasi udara.