REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR--Mahasiswa Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor Shinta Permatasari bersama tim melakukan penelitian mengenai nasi berbasis buah sukun.
Menurut keterangan pers Humas IPB di Bogor, penelitian yang dibimbing dosen IPB Dr Ir Titi Candra Sunarti, M.Si itu berjudul "Produk Inovasi Baru Nasi Cepat Masak Alternatif Pengganti Beras dengan Bahan Dasar Sukun yang Kaya Isoflavon".
Penelitian yang dilakukan bersama bersama sesama mahasiswa IPB yakni Devi Aryati, Yana Taryana, Moh Arya wicaksana, dan Rahayu Kurnia itu, adalah bagian dari Program Kreativitas Mahasiswa bidang penelitian tahun 2010.
Menurut Shinta Permatasari, kebutuhan beras setiap tahun terus meningkat, sedangkan ketahanan pangan di Indonesia belum stabil.
Oleh karena itu, kata dia, untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat yang terus meningkat diperlukan suatu program diversifikasi pangan yang tepat.
Ia mengatakan, Kementerian Kehutanan pernah menggalakkan penanaman sejuta pohon yang sebagian besar merupakan pohon sukun.
Dengan demikian dalam beberapa tahun mendatang diperkirakan komoditas buah sukun akan dihasilkan dalam jumlah cukup melimpah. Di sisi lain, pemanfaatan buah sukun masih terbatas untuk pembuatan makanan ringan seperti keripik atau gorengan yang dikonsumsi dalam jumlah relatif kecil.
Menurut dia, sukun salah satu jenis buah-buahan yang potensial dikembangkan sebagai sumber karbohidrat.
Sukun mempunyai komposisi gizi yang relatif tinggi. Dalam 100 gram berat basah sukun mengandung karbohidrat 35,5 persen, protein 0,1 persen, lemak 0,2 persen, abu 1,21 persen, fosfor 0,048 persen, kalsium 0,21 persen, besi 0,0026 persen, kadar air 61,8 persen dan serat atau fiber 2 persen.
Dikemukakannya bahwa selain dapat dikembangkan sebagai diversifikasi pangan, sukun juga memiliki banyak manfaat untuk mengatasi penyakit kardiovaskular.
"Manfaat sukun untuk penyembuhan penyakit kardiovaskular banyak dikaitkan dengan kandungan flavonoidnya. Sukun dapat dijadikan sebagai pangan alternatif cepat saji yang bergizi tinggi dan mengandung senyawa flavonoid yang baik untuk kesehatan jantung," katanya.
Di dalam program penelitian itu, kata dia, buah sukun dibuat menjadi formula nasi cepat masak dengan mengkombinasikan tepung sukun dengan tepung jagung, tepung beras, tepung beras,tepung singkong, atau pati singkong.
Program ini diharapkan dapat mendukung ketahanan pangan sebagai produk diversifikasi pangan. Pemanfaatan sukun sebagai makanan pokok dapat dilakukan dengan mengolah sukun dengan campuran berbagai tepung komposit menjadi produk menyerupai nasi karena teknologi tepung campuran (tepung komposit) cukup prospektif sebagai pendorong diversifikasi pangan.
Beras ini akan dibuat sedemikian rupa agar menjadi nasi yang cepat masak (quick cooking). "Selain hemat waktu, nasi cepat masak ini juga hemat penggunaan listrik dan air untuk memasaknya," demikian Shinta Permatasari.