Rabu 09 Nov 2011 20:53 WIB

Ilmuwan Australia Temukan Herbisida Obat Malaria

Nyamuk adalah salah satu penyebar penyakit malaria (ilustrasi).
Foto: AP
Nyamuk adalah salah satu penyebar penyakit malaria (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Ilmuwan Australia, Geoff McFadden, menemukan obat dan herbisida untuk menyembuhkan malaria.

Melalui siaran pers Kedutaan Besar Australia di Jakarta, Rabu (9/11), McFadden menyebutkan hasil penelitiannya menunjukkan parasit malaria pada awalnya seperti organisme tumbuhan yang hidup dengan fotosintesis.

"Kami menemukan jejak-jejak genetis utama yang mirip metabolisme tanaman pada parasit malaria. Parasit itu berpindah dari kehidupannya sebagai tanaman uniselular ke gaya hidup parasit baru pada darah manusia," kata McFadden.

Menurut dia, obat-obatan dan herbisida baru atau senyawa yang disebar pada tanaman bisa digunakan untuk mengatasi malaria. "Penemuan ini memberi kita cara baru untuk memerangi penyakit dengan menggunakan obat-obatan dan herbisida yang pada awalnya dirancang untuk membunuh tanaman," paparnya.

Ia mengatakan senyawa herbisida beberapa di antaranya tidak beracun bagi manusia, sehingga bisa digunakan sebagai obat malaria.

Malaria merupakan masalah besar kesehatan seluruh dunia karena mengakibatkan kerugian besar, terutama di kawasan tropis. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO terdapat 500 juta orang yang terjangkit malaria, dan satu juta di antaranya meninggal setiap tahunnya.

Data WHO juga menunjukkan penyakit malaria terkonsentrasi di Papua, Maluku, Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera. "Pada saat ini tidak ada vaksin, karena parasit itu kini kebal terhadap hampir semua obat-obatan yang ada," katanya.

Menurut dia, malaria dapat disembuhkan apabila penderita terdiagnosa dan segera diobati dengan baik.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement