Jumat 31 Aug 2012 13:31 WIB

Satelit LAPAN-A2 Siap Diluncurkan

Rep: Fenny Melisa/ Red: Dewi Mardiani
Ini adalah hasil pencitraan dari satelit Lapan A1 yang bakal diganti oleh Lapan A2 dan Lapan A3.
Foto: Antara
Ini adalah hasil pencitraan dari satelit Lapan A1 yang bakal diganti oleh Lapan A2 dan Lapan A3.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Satelit buatan dalam negeri, LAPAN-A2 atau LAPAN-ORARI telah selesai dibangun dan siap diluncurkan. Kepala Pusat Teknologi Satelit LAPAN, Ir Suhermanto Msc, mengatakan peluncuran satelit tersebut akan dilakukan pada pertengahan 2013 menggunakan roket India Dairi Sriharikorta.

Pembangunan satelit pemantau (surveilance) ini merupakan pengembangan satelit sebelumnya, satelit LAPAN-A1 atau LAPAN-TUBSAT yang juga diluncurkan dari India pada tahun 2007 lalu dan masih beroperasi hingga saat ini. "Padahal diperkirakan usia LAPAN-A1 hanya mencapai dua tahun," ujar Suhermanto di Pusat Teknologi Satelit LAPAN, Kecamatan Rancabungur, Bogor, Jawa Barat, Jumat (31/8).

Suhermanto menuturkan, terdapat perbedaan antara satelit LAPAN-A1 dengan satelit LAPAN-A2. Pembuatan satelit LAPAN-A1 dilakukan bekerja sama dengan Technische Universitat Berlin di Jerman dan dikerjakan langsung oleh para peneliti dan perekayasa LAPAN. Sedangkan satelit LAPAN-A2 dari perancangan hingga pembuatannya dilakukan di Pusat Teknologi Satelit LAPAN di Rancabungur, Bogor.

Suhermanto menjelaskan satelit LAPAN-A2 dirancang untuk tiga misi yaitu pengamatan bumi, pemantauan kapal, dan komunikasi radio amatir. "Satelit ini memiliki sensor Automatic Identification System (AIS) yang dapat mengidentifikasi kapal layar yang melintas pada wilayah yang dilewati oleh satelit LAPAN-A2. Dengan demikian, LAPAN-A2 bisa digunakan untuk memantau lalu lintas wilayah laut Indonesia," jelas Suhermanto.

Satelit yang memiliki bobot 78 kilogram ini direncanakan mengorbit pada ketinggian 650 kilometer. Pada orbit tersebut, satelit pemantauan bumi pertama di dunia yang memiliki orbit ekuatorial ini akan melintasi wilayah Indonesia secara diagonal sebanyak 14 kali sehari dengan durasi melintas sekitar 20 menit. "Pada orbit tersebut, AIS LAPAN-A2 mampu mendeteksi dengan radius lebih dari 100 kilometer dan mampu untuk menerima sinyal dari maksimal 2000 kapal dalam satu daerah cakupan," ujar Suhermanto.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement