REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Fisikawan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Dr Suryani Diah Astuti MSi meneliti fotodinamika yang memanfaatkan cahaya tampak untuk mematikan bakteri patogen pada kulit yang menyebabkan jerawat.
"Cahaya yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah cahaya tampak yang didapat dari lampu laboratorium, jadi tidak ada efek langsung pada kulit," katanya di sela-sela Seminar Nasional Fisika Terapan III yang diikuti 121 fisikawan se-Indonesia di kampus setempat, Ahad (16/9).
Di sela-sela pertemuan fisikawan berskala nasional dan internasional yang dibuka Dirjen Dikti Kemdikbud Prof Dr Ir Djoko Santoso MSi pada Sabtu (15/9), dosen dan peneliti Unair itu menjelaskan penelitian yang dilakukan masih dalam tahapan mengerjakan prototipe dan pengujian secara in vitro.
"Semoga, penelitian kami bisa rampung seutuhnya sesuai rencana pada tahun 2014," katanya, didampingi ketua panitia Seminar Nasional Fisika Terapan III Dr Moh Yasin MSi.
Menurut Yasin, fisika memang memiliki ilmu fisika dasar dan fisika terapan, sehingga kontribusi keilmuan fisika terhadap kemajuan teknologi serta peningkatan kualitas hidup manusia itu sebenarnya dapat lebih nyata.
"Untuk itulah, kami berkumpul untuk saling berbagi ilmu dan unjuk hasil penemuan atau penelitian. Pertemuan ketiga ini diikuti 121 pemakalah dan puluhan tamu undangan," katanya.
Para pemakalah antara lain bidang Kajian Fisika Teori dan Fisika Komputasi sebanyak 16 orang, Kajian Fisika Material dan Biomaterial sebanyak 30 orang, dan Kajian Fisika Optik sebanyak sembilan orang.
Bidang lainnya, Kajian Fisika Instrumentasi dan Pengukuran sebanyak 28 orang, Kajian Biofisika, Fisika Kedokteran, dan Fisika Nuklir sebanyak 13 orang, dan Kajian Pendidikan Fisika sebanyak 25 orang.
"Para fisikawan yang hadir berasal dari berbagai kota dan juga lembaga, antara lain Riau, Makassar, Bandung, Jakarta, Bulgaria, Mataram, BATAN, dan LIPI, serta Surabaya selaku tuan rumah," katanya.
Ia menambahkan Indonesia sesungguhnya memiliki orang-orang hebat yang mampu menciptakan penemuan-penemuan yang berguna bagi kepentingan kehidupan.
"Pemberian dana penelitian yang memadai hingga pengaplikasian hasil penelitian adalah cara untuk menghargai peneliti-peneliti terbaik bangsa agar mereka tidak merantau ke luar negeri," katanya.
Dalam waktu yang bersamaan, Program Studi Magister Sains Ekonomi Islam Unair Surabaya menerima tamu dari Head Research International Islamic University Malaysia (IIUM) Instiute of Islamic Ban and Finance, Asst. Prof Dr Muhammad Abduh S.Si MA M.Ec.
"Perkembangan ekonomi Islam (di Indonesia disebut ekonomi syariah) semakin menjanjikan. Tidak hanya di Indonesia, di seluruh dunia, perbankan dan finansial Islam semakin mendapat perhatian. Hingga saat ini, sudah ada 600 lembaga perbankan dan finansial di seluruh dunia yang mengadopsi ekonomi Islam," kata Prof Dr Muhammad Abduh dalam kuliah tamunya.