REPUBLIKA.CO.ID, Pesawat tanpa awak ini mungkin memiliki nama aneh. Namun beberapa pemerintah Eropa berpikir, nEUROn, julukan si drone, adalah tiket masa depan menuju robot terbang pembunuh.
Video di bawah yang telah beredar di YouTube, menunjukkan penerbangan pertama nEUROn, pesawat tanpa awak dengan bentang sayap 12 meter dan bobot lima ton dari pangkalan udara Istres, Prancis.
Sebelum menuju tahap lepas landas, drone siluman bersayap mirip kelelawar ini, seperti dilaporkan Wired menjalani proses riset dan pengembangan hampir satu dekade. Enam negara Eropa terlibat dalam proyek ini. Prancis, Swedia dan Italia bakal menjadi lokasi uji coba pada tahun-tahun ke depan.
Sesungguhnya, nEURON tidak akan bergabung dengan angkatan udara negara Eropa manapun. Tak jauh beda dengan drone siluman besutan AS, X-47B--yang disebut-sebut pakar teknologi penerbangan, David Cenciotti, mirip dengan drone rakitan Eropa--hanya sekedar pesawat demonstrasi.
Pesawat itu dibuat untuk menunjukkan bahwa perusahaan Eropa pun mampu dan sukses mengembangkan pesawat tanpa awak siluman untuk operasi serangan. Konsep terbukti, pesawat itu bakal memiliki kemampuan mengecoh radar dan meluncurkan rudal udara-darat, paling tidak itu yang diharapkan oleh Eropa.
Dengan demikian, keberadaan nEUROn, bakal menempatkan mereka di garis depan perlombaan teknologi drone.
Pasalnya hingga kini drone siluman milik AS, X-47B dan si misterius RQ-170 Sentinel yang hanya diakui keberadaannya. Meski ada pula rumor menyebut raksasa teknologi pertahanan, BAE System tengah mengembangkan drone siluman dinamai Taranis dan foto di internet mengindikasikan pula Cina tengah menggarap pesawat serupa dijuluki Crossbow dan Wind Blade. Itu belum termasuk klaim Iran yang tengah mencoba membalik teknologi RQ-170 yang ditangkap tahun lalu.
Eropa memiliki harapan lain dalam teknologi drone. Proyek ini tak hanya menunjukkan kekuatan teknologi perusahaan pertahanan di benua biru itu, tapi juga menyatakan bahwa mereka masih bisa unjuk gigi di tengah kebijakan pegetatan anggaran yang terutama menyasar dana pertahanan.
Perusahaan militer dan pertahanan Prancis, Dassault Aviation, pemimpin pengembangan nEUROn, membanggakan proyek ini sebagai proses inovatif dalam organisasi dan manajemen program kerjasama Eropa.
"Program nEUROn justru bisa membantu meyakinkan benua yang sedang memangkas anggaran pertahanan bahwa mereka memiliki teknologi canggih untuk memotong biaya pesawat berawaknya."