REPUBLIKA.CO.ID, Tidak ada pasien yang mengalami pembiusan berat selain mereka yang harus dimasukan kamera untuk berjalan-jalan, merangkak ke tenggorokan sehingga para dokter bisa melihat isi esofagus dan memotong sedikit jaringan di sana untuk diperiksa dalam lab.
Untungnya, endoskopi tidak harus lagi membuat orang terbius lebih lama berkat peranti kamera endoskopik yang mudah ditelan sehingga tak membutuhkan pembiusan. Luar biasanya, si kamera supermini itu bisa kembali dengan gambar arsiran 3D
Sekitar 3 juta pasien di Amerika diperkirakan menderita Esofagus Barret, di mana di dalam esofagus terdapat perubahan abnormal akibat fluktuasi asam.
Kondisi itu memicu risiko kanker esofagal lebih besar. Namun masalahnya, kondisi itu bisa sangat menyakitkan. Siapa yang mau melakukan berulang kali pembiusan kepada pasien yang kerap kali tak menunjukkan gejala spesifik?
Kamera bening berukuran sebesar pil ini, seperti dilaporkan Gizmodo, Senin (14/1) dikembangkan oleh Rumah Sakit Umum Massachusett, demi membuat proses diagnosa lebih mudah.
Juga membuat operasi endoskopi,--kalau toh ada--jauh lebih murah. Kamera pil bening itu bisa didorong masuk ke dalam esofagus dengan kabelnya. Mungkin masih terdengar sedikit tidak nyaman, tapi jauh lebih baik ketimbang mengulur-ulur peranti endoskopi saat ini yang jauh lebih besar.
Peranti juga mampu mengirim balik imaji yang diambil dari sorotan sinar inframerah yang ditembakkan ke dalam rongga esofagus. Rekaman dari inframerah itulah yang menghasilkan potongan esofagus dalam format 3D.