Ahad 24 Mar 2013 22:31 WIB

NASA Tunda Kepulangan Dragon ke Bumi

 Wahana transportasi kargo Space X Dragon dalam
Foto: Wikipedia.org
Wahana transportasi kargo Space X Dragon dalam "genggaman" lengan penggamit ISS Canadarm buatan Kanada. Proyek ISS melibatkan berbagai negara, Amerika Serikat, Kanada, Rusia, Uni Eropa, Inggris, Jepang, dan beberapa kontraktor swasta lain.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW --  Badan Antariksa Amerika Serikat NASA mengumumkan kepulangan Dragon, pesawat antariksa pengangkut barang, dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) ke Bumi akan ditunda satu hari. Penundaan itu dilakukan karena adanya gangguan cuaca.

"Lebih dari tiga pekan setelah kedatangan SpaceX Dragon ke ISS, pesawat kargo tersebut siap kembali ke Bumi. Mereka direncanakan mereka tiba di Bumi pada 26 Maret," kata NASA dalam laman resminya Sabtu (23/3).

"Kepulangan Dragon rencananya dijadwalkan pada 25 Maret, tapi ditunda karena cuaca tidak menguntungkan. Pesawat tersebut akan mendarat dengan diceburkan ke Lautan Pasifik."

Pesawat angkasa terebut menggunakan tenaga pendorong roket Falcon 9 dengan teknologi yang telah dimodernisasi. Roket Falcon 9 yang membawa SpaceX Dragon diberangkatkan dari Komplek 40 Peluncuran Angkasa di Stasiun Angkatan Udara, Tanjung Canaveral, Florida, Amerika Serikat, pada 1 Maret.

Dua hari setelahnya SpaceX Dragon berhasil merapat (docking) dengan ISS atau tertunda sehari setelah mengalami masalah mesin. Wahana Dragon membawa material kebutuhan sekitar 550 kilogram menuju ISS. Penerbangan itu menjadi aktivitas udara kedua dari 12 rencana yang dirancang.

Pesawat Dragon merupakan kapal udara daur ulang yang dikembangkan SpaceX untuk menerbangkan kargo ke ISS setelah NASA mengistirahatkan pesawat ulang-aliknya tahun lalu. Menurut NASA, pesawat tersebut mampu membawa kargo seberat 3,175 kilogram.

ISS merupakan stasiun angkasa internasional yang berada di luar angkasa yang dimanfaatkan untuk kepentingan ilmu pengetahuan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement