Rabu 01 May 2013 09:14 WIB

Alexander Graham Bell: Dengarkan Suaraku!

Rep: Fuji Prartiwi/ Red: Citra Listya Rini
Alexander Graham Bell
Foto: Heraldsun
Alexander Graham Bell

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sembilan tahun setelah melakukan panggilan telepon pertama, Alexander Graham Bell mencoba sebuah eksperimen lain. Ia merekam suaranya pada lempengan kardus berlapis lilin pada 15 April 1885 dan menandainya, "Dengarkan suaraku, Alexander Graham Bell".

Lempengan tersebut hanya tersimpan selama 128 tahun sebagai koleksi Museum Smithsonia. Setelah adanya proyek yang menggabungkan digital imaging, sains komputer, transkrip tulisan tangan, dan sedikit deteksi arsip, dapat dipastikan lempengan tersebut memang suara Bell.

Carlene Stephens, kurator Museum Nasional Sejarah Amerika Smithsonia, pertama kali melihat lempengan tersebut bersama 400 artefak audio lainnya. Kesemua artefak itu adalah donasi Bell saat Stephens bergabung di museum pada 1974. Namun, Ia tak pernah berani memutarnya.

"Lempengan terlihat rapuh, tak memungkinkan untuk diputar. Kami mengenali material seperti lempengan itu sebagai awal sejarah rekaman suara. Namun karena lempengan itu tak diputar, kami menyimpannya dengan aman dan berharap suatu hari teknologi dapat mengungkap isi rekaman di dalamnya," tulis Stephens dalam surat elektronik.

Sampai saatnya tiba pada 2008, ketika Stephens mempelajari rekaman 10 detik milik ilmuwan Lawrence Berkeley yang berisi potongan lagu "Au Clair de la Lune" pada 1860. Rekaman itu terbuat dari kertas berlapis coretan jelaga. Artefak itu dibuat hampir dua dekade sebelum ditemukannya rekaman Thomas Alfa Edison di tahun 1888.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement