REPUBLIKA.CO.ID, HARARE -- Sebuah penelitian di Zimbabwe menemukan gajah betina Afrika tetap subur hingga mereka mati. Hal ini disebabkan indung telur mereka memiliki pasokan telur yang cukup.
Peneliti Fiona Stansfield dari Konservasi Save Valley di Zimbabwe mengatakan seperti pada manusia, telur gajah betina terbentuk selama selama kehamilan dan kemudian perlahan-lahan berkurang seiring bertambahnya usia. Namun, pada manusia penelitian menunjukkan hilangnya telur berakselerasi sejak usia 37 hingga menopause yang menandakan akhir masa subur pada usia sekitar 50 tahun.
Stansfield mengatakan penelitiannya mengindikasikan mengalami hal yang disebutnya masa 'berhenti'. Dia mengatakan terdapat pengurangan signifikan jumlah telur gajah setelah kehamilan pertama antara usia 15-25 tahun. Meski jumlah telur berkurang sedikit demi sedikit, menurut penelitian ini rahim gajah masih mengandung sedikitnya 11 ribu telur pada usia 69 tahun.
"Hasil ini menunjukkan meski folikel akhirnya menurun pada gajah liar Afrika, hal itu tidak terjadi hingga akhir masa hidupnya," tulisnya dalam jurnal Reproduction, Fertility and Development, seperti dikutip dari ABC Science, Senin (28/10) .
Stansfield menyatakan dalam studi tersebut usia lanjut merupakan kunci penting mengembangbiakkan gajah liar Afrika. Gajah jantan hanya memiliki masukan gen setelah usia 35 sampai 40 tahun. Kesuksesan kawin tergantung posisi dominan di antara kelompoknya yang ditentukan ukuran tubuh.
"Tampaknya umur panjang dan usia menentukan kesuksesan kawin bagi jantan. Dan itu bisa sama bagi betina, seperti penelitian lain yang menunjukkan kawanan matriarki lebih berhasil membesarkan anak-anaknya," ujar Stansfield.