REPUBLIKA.CO.ID, TEHRAN -- Iran baru-baru ini meresmikan produksi massal rudal darat-ke-udara (SAM) Sayyad-2. Rudal yang tidak diinformasikan jarak jangkauannya ini sepintas mirip dengan sistem rudal pertahanan udara Patriot buatan Amerika Serikat.
Russia Today melaporkan, peresmian itu dilakukan oleh Menteri Pertahanan Iran Hossein Dehqan, seminggu yang lalu.
Rudal dengan bahan bakar solid ini diklaim merupakan upgrade dari Sayyad-1 yang ukurannya lebih besar.
"Rudal tersebut dilengkapi motor yang berbahan bakar padat dan mengadopsi sistem kontrol gabungan serta memiliki kemampuan operasional tinggi," kata Dehqan.
Namun, menurut Janes.com, rudal ini merupakan pengembangan rudal RIM-66 (SM-1) yang dibeli Iran dari AS tahun 1970-an. Hanya saja Sayyad-2 lebih besar dan bukan versi untuk kapal laut.
Dijelaskan Janes, Sayyad-2 ditembakkan dari kanister yang mirip digunakan rudal pertahanan udara MIM-104 Patriot buatan AS. Empat kanister diletakkan pada sebuah truk.
Rudal ini hanya disebut sebagai rudal dengan jangkauan tinggi dan jarak menengah (high altitude, medium range) tanpa disebutkan jangkaunnya. Selain itu, rudal juga dilengkapi dengan sistem kontrol Talash.
"Sistem Talash didesain dan dibangun untuk mendeteksi serta mencegat target untuk misil Sayyad-2," kata Dehqan.
Misil SM-1 yang asli mempunyai jangkauan 40 km, Sayyad-2 diperkirakan mempunyai jangkauan yang lebih jauh dan presisi yang lebih tinggi.
Sayyad-2 dengan sistem Talash-nya akan menjadi pelengkap rudal Ra'ad yang pernah diparadekan pada 21 September 2012 yang sangat mirip dengan rudal Rusia Buk Medium-Range Air Defense System, dan diketahui tidak pernah dibeli Iran. Ra'ad diumumkan mempunyai jarak 50 km.
Sekedar informasi, rudal Patriot AS mempunyai jarak jangkau 3-160 km.