REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki dan Jepang sedang mencari kemungkinan memproduksi bersama tank Altay buatan dalam negeri Turki, demikian diinformasikan media Jepang.
Diperkirakan, industri pertahanan Turki akan diuntungkan dengan kerja sama dengan pihak Jepang, bila negara itu tidak muluk-muluk dalam memberikan syarat, kata seorang pengamat militer di Gaziantep.
"[Turki] juga harus dapat mengekspor mesin dengan tank [setelah dikembangkan] sehingga bisa bersaing dengan Barat [dalam industri pertahanan]," kata Serdar Eryılmaz, seorang profesor hubungan internasional di Universitas Hasan Kalyoncu di Gaziantep.
"[Pengembangan bersama peralatan pertahanan] adalah salah satu isu yang akan dibahas dalam hubungan antara Jepang dan Turki," kata Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera pada konferensi pers pekan lalu.
Media Jepang Asahi Shimbun melaporkan berdasarkan sumber-sumber anonim, bahwa kerja sama antar kedua negara diperkirakan akan melibatkan perusahaan patungan antara Mitsubishi Heavy Industries dan perusahaan Turki untuk memproduksi mesin tank.
Sejak setahun yang lalu, pemerintah Turki telah menunjuk perusahaan MTU Jerman sebagai penyedia mesin Altay.
Walaupun begitu, Defense News melaporkan walaupun pembicaraan dengan Jerman tetap berlangsung, Turki masih kesulitan meyakinkan perusahaan Jerman untuk memberikan lisensi ekspor mesin tersebut saat Altay siap dijual ke negara lain.
Kemungkinan kedua, perusahaan itu juga belum bersedia memberikan lisensi penuh saat Turki akan memproduksi mesin sendiri pada fase berikutnya.
Industri pertahanan Turki mulai tumbuh dengan pesat, dan negara ini mengalami banyak kendala menggunakan suku cadang Jerman saat akan menjual produk pertahanan ke negara seperti Azerbaijan.
"[Jika Anda tidak dapat mengekspor produk], itu tidak masuk akal, dalam hal mengembangkan industri pertahanan lokal, lebih baik mengembangkan mesin secara bersama," kata Kalyoncu.