Rabu 02 Apr 2014 16:15 WIB

Peneliti LIPI Kembangkan Obat Antikanker dan Antihepatitis

Rep: CR 01/ Red: Taufik Rachman
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Peneliti di Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, Ratih Asmana Ningrum, kembangkan protein terapeutik sebagai obat antikanker dan antihepatitis. Obat ini dikembangkan dari protein rekombinan inteferon alfa-2a manusia.

Pengembangan obat ini didasarkan dari terbatasnya jumlah obat antikanker dan antihepatitis di Indonesia. Padahal kebutuhan untuk obat ini sangat besar dan obat yang tersedia masih didatangkan lewat impor.

"Hepatitis butuh pengobatan tiga kali seminggu dalam 28 minggu. Dan kanker butuh obat setiap hari sampai batas waktu tertentu. Karena itu alangkah baiknya jika Indonesia juga mampu menghasilkan obat tersebut agar mandiri," katanya ditemui di Jakarta, Rabu (2/4).

Berbeda dengan obat yang ada, obat yang dikembangkan Ratih nantinya diberikan secara oral. Sekarang ini penggunaan obat antihepatitis masih diberikan melalui suntikan. "Lebih user friendly," katanya.

Namun pengembangan inovasi Ratih ini masih terbilang jauh. Pasalnya, saat ini Ratih baru menapaki tahap awal pengembangan. Dibutuhkan waktu 15-20 tahun untuk mencapai tahap produksi masal.

"Pengembangannya tidak mudah tapi  saya optimis semoga dalam 15-20 tahun kedepan Indonesia sudah bisa bikin obat ini sendiri," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement