Selasa 12 Aug 2014 13:14 WIB

Perkembangan Otak Bayi Lebih Cepat dari Orang Dewasa

Bayi tidur dan baru lahir (ilustrasi).
Foto: Republika/Rendra
Bayi tidur dan baru lahir (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Otak manusia berkembang cepat setelah dilahirkan dan mencapai setengah ukuran orang dewasa dalam waktu tiga bulan. Temuan yang dipublikasikan jurnal Asosiasi Medis Amerika (JAMA) itu didapat sekelompok peneliti University of California setelah memindai 87 otak bayi yang baru lahir sampai usia tiga bulan.

Dengan menggunakan teknik memindai yang canggih, para peneliti mendapati bahwa otak bayi laki-laki berkembang lebih cepat dibanding bayi perempuan. Bagian otak yang berkembang lebih cepat ialah cerebellum, area di dalam otak yang mengatur gerakan. Adapun hippocampus, bagian ingatan di dalam otak, berkembang lebih lambat.

Para peneliti juga menemukan bahwa besaran otak bayi yang lahir prematur 4 persen lebih kecil daripada bayi yang lahir setelah 9 bulan di kandungan. Lalu, meski perkembangan otak bayi prematur lebih cepat, ukuran otak mereka 2 persen lebih kecil ketimbang bayi normal setelah tiga bulan dilahirkan.

Para ilmuwan mengatakan penyusunan data ini dapat membantu mereka mengidentifikasi tanda-tanda awal gangguan perkembangan pada otak seperti autisme.

Selama berabad-abad para dokter meninjau pertumbuhan otak dengan menggunakan alat pengukur untuk menghitung lingkar kepala bayi.Tapi pengukuran ini tidak selalu akurat mengingat bentuk kepala bayi amat bervariasi.

Penggunaan pemindai atau scanner yang dilakoni para peneiti University of California diyakini jauh lebih akurat. Melalui metode itu, mereka melihat menemukan bahwa rata-rata otak bayi berkembang sekitar 1 persen per hari selama 90 hari. Setelah periode tersebut, perkembangan otak menjadi 0,4 persen per hari.

Dr Martin Ward Platt yang merupakan spesialis kedokteran anak di Rumah Sakit Royal Victoria, Newcastle, Inggris, menyambut baik penelitian tersebut. "Ini pertama kalinya seseorang mempublikasikan data akurat mengenai perkembangan otak bayi yang tidak didasari oleh kajian setelah bayi meninggal. Kajian ini menyediakan informasi berguna mengingat masa-masa itu sangat penting dalam hal perkembangan otak," kata Platt yang tidak terlibat penelitian.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement