Selasa 14 Dec 2010 04:19 WIB

Perhatian Dunia Muslim Terhadap ICT Lemah

Rep: Nashih Nashrullah/ Red: Krisman Purwoko
ICT
ICT

REPUBLIKA.CO.ID,TANGERANG--Perhatian dunia Islam terhadap teknologi informasi dan komunikasi masih rendah. Negara-negara Muslim masih menjadi sasaran dan target pasar bagi produk-produk teknologi informasi dan komunikasi yang dihasilkan oleh negara-negara non Muslim.

Padahal, menurut Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Hubungan Internasional dan Kesenjagan Digital, Kalamullah Ramli, kemajuan teknologi yang berkembang cepat dewasa ini semestinya dapat diadopsi dan dipergunakan secara baik oleh umat Islam. Keterlibatan dunia Islam penting memosisikan sebagai aktor dan pemain bukan lagi sebagai market.

"Jangan hanya jadi obyek Pasar, tapi harus ikut aktif sebagai player," kata dia dalam International Conference On Information and Communication Technology (ICT) For The Moslem World 2010, Ciputat, Tangerang (13/12)

Ramli mengemukakan, langkah antisipasi penting direalisasikan oleh umat Islam. Mengingat laju perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi sangat pesat dan mustahil dihentikan. Berdasarkan data World Summit on the Information Society (WSIS) 2010 tercatat 161 negara telah memiliki strategi ICT.

Di samping pula, jumlah pengguna selular dunia telah mencapai 5 miliar dan penduduk dunia yang menggunakan aktif internet mencapai 2 miliar. "Jumlah itu diperkirakan akan terus meningkat dari tahun ke tahun," jelas dia.

Oleh karena itu, dikatakan Ramli, di sinilah dibutuhkan kerja keras umat Islam untuk mengejar ketertinggalan di bidang infrasturktur ICT. Sebab, dunia Islam telah terlena dengan sumberdaya alam yang dimiliki dan melalaikan pengembangan ICT.

Dampak kesenjangan digital lantaran tidak semua umat bisa akses informasi dapat mengakibatkan kesenjangan ekonomi dan pendidikan sekaligus. Berbeda dengan Jepang dan Cina meski SDA terbatas, tetapi mereka membangun kekuatan di sektor ICT. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan mendorong jiwa enterpreneurship di bidang teknologi.

Tak kalah penting, kemajuan ICT harus diimbangi dengan benteng kuat berupa nilai-nilai agam dan budaya bangsa."Inilah tantangan terberat guna menyaring konten komunikasi dan informasi dari unsur-unsur destruktif lalu memberikan alternatif yang konstruktif. Bagaimanapun jaga nilai adalah hak setiap bangsa," pungkas dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement