JAKARTA--Molornya kembali pelaksanaan tender frekuensi seluler generasi ketiga (3G) kanal 11 dan 12 dikhawatirkan dapat memicu kemacetan trafik data yang kian parah, karena saat ini sudah terjadi krisis spektrum di Indonesia.
"Penambahan spektrum sangat mendesak. Ibarat jalan penuh dengan mobil, maka harus ada penambahan jalan. Penambahan jalan itu, ya spektrum," kata peneliti dari Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi, di Jakarta, Selasa.
Menurut Heru, saat ini hampir semua operator besar sudah mengeluhkan kekurangan kapasitas akibat kian padatnya pelanggan data di Tanah Air.
"Kalau pemerintah tidak yakin dengan kebijakan yang akan dibuat, sebaiknya mengkonsultasikannya ke publik sehingga mendapat masukan. Dengan begitu kebijakan yang diambil dapat komprehensif dan dapat dijalankan oleh industri terutama operator," kata Heru yang juga mantan anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) ini.
Peningkatan pelanggan data yang cukup padat diakui oleh Telkomsel dan XL Axiata, sementara jumlah kanal frekuensi tidak bertambah.
Diketahui sedianya Kemenkominfo melakukan "beauty contest" frekuensi 3G pada akhir Juni 2012, namun diundur karena belum matangnya beberapa persiapan.
"Agak mundur sedikit dari rencana semula bulan Juni, supaya berbagai masalah yang ada dapat dituntaskan. Insya Allah mulai seleksinya dilakukan pada akhir Juli atau awal Agustus ini," kata Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Kominfo Gatot S Dewa Broto.
Menurut Gatot, beberapa persoalan yang telah diselesaikan terkait persiapan seleksi adalah masalah interferensi antara calon pemilik blok 11 dan 12 dengan Smart Telecom dalam bahasa teknisnya pemilik teknologi UMTS dan PCS1900.
Gatot menambahkan, pemasangan filter tambahan maupun reposisi antena kedua pihak tdaklah signifikan sifatnya terhadap keseluruhan jaringan BTS dari operator UMTS maupun operator PCS1900 karena hanya di segelintir BTS saja solusi ini diperlukan, yaitu di BTS yang saling berdekatan secara horizontal lokasi menaranya dan memiliki jarak vertikal sangat kecil untuk antenanya.
Berdasarkan informasi dari salah satu vendor perangkat terkemuka, harga filter tambahan yang termurah ada di kisaran harga Rp1,5 juta - Rp3,5 juta per unit. "Jadi biaya untuk solusi interferensi ini tidaklah besar seperti yang diperkirakan banyak pihak," ujarnya.