REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Division Head Public Relation Indosat, Adrian Prasanto mengatakan ada beberapa faktor yang mendorong perusahaanya ingin mematikan teknologi Code Division Multiple Access (CDMA). Salah satunya karena ekosistem pendukung teknologi itu dinilai sudah tidak lagi memadai.
Perangkat CDMA, menurutnya kini sudah mulai ditinggalkan pembuat ponsel. Kalau pun ada harus impor dan keberadaannya makin terbatas.
"Vendor jaringan juga sudah nggak mendukung ke arah sana. Infrastruktur untuk CDMA sudah mulai tidak ada," kata Adrian kepada ROL, saat dihubungi Jumat (20/12).
Latar belakang itu, lanjut dia, menjadi faktor utama yang mendorong sejumlah operator telekomunikasi untuk banting setir. Indosat yang memiliki layanan berbasis CDMA, StarOne bahkan sudah mulai mengajukan permohonan untuk mengalihkan layanan itu ke Extended-Global System for Mobile (E-GSM).
Sekadar catatan, E-GSM adalah upaya untuk memanfaatkan teknologi GSM di spektrum frekuensi 900 MHz. Jaringan CDMA sendiri menggunakan frekuensi 850 MHz.
Berdasarkan data yang dihimpun dari berbagai sumber, jumlah pelanggan Indosat StarOne terus mengalami penurunan. Pada 2009, pelanggan StarOne sekitar 700.000 pelanggan. Namun jumlah pelanggan ini merosot pada 2010 menjadi 500.000 pelanggan. Hingga semester I-2012, jumlah itu berkurang menjadi 211.000 pelanggan.