Jumat 27 Dec 2013 23:13 WIB

Layanan CDMA Sudah 'Ngos-ngosan'

Tower Base Transceiver Station (BTS ) salah satu operator seluler
Foto: Antara
Tower Base Transceiver Station (BTS ) salah satu operator seluler

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Layanan berbasis teknologi CDMA (code division multiple acces) di Indonesia dinilai sudah sulit 'bernafas'. Jumlah pelanggan dan ekosistem yang kian melemah membuat teknologi ini diprediksi bakal segera tutup usia.

Apalagi dengan teknologi LTE (Long Term Evolution) sudah di depan mata. Operator berbasis layanan CDMA pun diharap segera mengambil ancang-ancang untuk banting stir menuju teknologi terbaru tersebut, jika tak mau merugi.

"Jadi sebenarnya (CDMA) sudah bisa dianggap nggak ada, sudah nggak ada keuntungannya kan?" kata Dirjen Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika Kemenkominfo, Muhammad Budi Setiawan kepada ROL di Jakarta, Jumat (27/12).  "Sekarang saja sudah ngos-ngosan." 

Pernyataan Iwan memang bukan tanpa alasan. Menurutnya banyak faktor yang mengindikasikan layanan CDMA akan segera ditinggalkan.Penurunan jumlah pelanggan dan perangkat pendukung yang sudah tidak lagi memadai adalah beberapa di antaranya. "Handsetnya saja sudah bingung mau nyari ke mana?" kata pria yang biasa disapa Iwan ini.

Meski begitu, Iwan tidak menampik hingga 2014, layanan CDMA mungkin masih digunakan. Salah satu alasannya adalah tarifnya yang ramah di kantong pengguna.

Namun, ia juga menegaskan hal itu bukan penjamin CDMA bakal bernafas lebih lama. Mengingat, tarif yang diterapkan operator GSM kini hampir sama murahnya.

Saat ini setidaknya ada empat operator CDMA yang beroperasi di tanah air yakni Indosat StarOne, Telkom Flexi, Esia dan Smartfren. Indosat StarOne dan Telkom Flexi belakangan menyatakan bakal segera meninggalkan CDMA, dan mengalihkanhya ke teknologi E-GSM (Extended-Global Systems for Mobile).

Sekadar catatan, E-GSM adalah upaya untuk memanfaatkan teknologi GSM di spektrum frekuensi 900 MHz. Jaringan CDMA sendiri menggunakan frekuensi 850 MHz.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement