
Rabu , 06 Dec 2023, 18:56 WIB
Kamis, KPK Panggil Wamenkumham untuk Diperiksa Sebagai Tersangka

Senin , 04 Dec 2023, 17:43 WIB
Keluar dari Gedung KPK, Wamenkumham tak Berakhir Pakai 'Rompi Oranye'

Rabu , 29 Nov 2023, 08:40 WIB
KPK Isyaratkan Bakal Panggil Wamenkumham Eddy Hiariej Pekan Ini

Kamis , 23 Nov 2023, 22:56 WIB
Ternyata KPK Belum Kirim Surat Penetapan Tersangka Wamenkumham ke Istana

Rabu , 15 Nov 2023, 15:13 WIB
Komnas Perempuan Komentari Kasus Kakak Wamenkumham Terjerat Pelecehan

Jumat , 10 Nov 2023, 19:30 WIB
Pengacara Ungkap Cara Wamenkumham Peras Helmut Hermawan Miliaran Rupiah

Jumat , 10 Nov 2023, 10:43 WIB
Kemenkumham Sebut Prof Eddy Hiariej Tidak Tahu Sudah Jadi Tersangka di KPK

Rabu , 29 Mar 2023, 08:36 WIB
Pengacara Ungkap Wamenkumham Sejak Awal Tolak Tangani Masalah PT CLM

Selasa , 28 Mar 2023, 17:33 WIB
Keponakan Wakil Menkumham Jadi Tersangka Pencatutan Nama

Selasa , 28 Mar 2023, 04:02 WIB
Polri: Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Wamenkumham Belum Naik Penyidikan

Ahad , 26 Mar 2023, 11:01 WIB
Dugaan Gratifikasi Wamenkumham, IPW Tuding Keterlibatan Pihak Lain

Selasa , 20 Dec 2022, 14:59 WIB
Wamenkumham Akui Revisi KUHAP Bakal Timbulkan Gesekan Institusi Negara

Wamenkumham: Transisi RKUHP Idealnya 3 Tahun Setelah Disahkan
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Hukum dan HAM (Wamenkumham) Edward Omar Sharif Hiariej menilai bahwa masa peralihan atau transisi rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) yang ideal adalah tiga tahun. Dalam draf RKUHP terbaru yang diterima Republika, undang-undang tersebut baru berlaku dua tahun setelah disahkan dan memasuki masa peralihan. "Lima tahun pun tidak apa-apa, tapi mungkin terlalu lama, ya, kalau lima...

Rabu , 03 Aug 2022, 17:27 WIB
Soal RKUHP, Wamenkumham: Presiden Tekankan Pentingnya Partisipasi Publik

Selasa , 02 Aug 2022, 21:14 WIB
Kemenkumham: DJKI Mengajar untuk Kenalkan Kekayaan Intelektual Sejak Dini

Rabu , 06 Jul 2022, 17:03 WIB
Revisi UU Pemasyarakatan Siap Disahkan Menjadi Undang-Undang

Rabu , 06 Jul 2022, 16:17 WIB
RKUHP tak Disahkan Jadi Undang-Undang Besok

Rabu , 22 Jun 2022, 17:01 WIB
RKUHP Belum Diserahkan ke DPR, Wamenkumham: Banyak Typo

Selasa , 24 May 2022, 15:33 WIB
Wamenkumham: Pidana Mati tak Hanya Menyangkut Persoalan Hukum

Selasa , 24 May 2022, 05:18 WIB
Anggota DPR Pertanyakan Sikap Pemerintah Terkait Ganja untuk Obat

Senin , 23 May 2022, 13:39 WIB
Wamenkumham: Ada 6 Poin Penting Usulan Pemerintah di RUU Narkotika

Senin , 25 Apr 2022, 14:18 WIB
Kemenkumham Serahkan Zakat Fitrah ASN ke Baznas Rp 1,19 Miliar

Kamis , 31 Mar 2022, 18:55 WIB
RUU TPKS Hadirkan Dana Bantuan Korban Kekerasan Seksual

Kamis , 14 Oct 2021, 17:13 WIB
Edward Hiariej: Sulit Kategorikan AI sebagai Subjek Hukum

Kamis , 14 Oct 2021, 16:35 WIB
Wamenkumham: AI Berimplikasi Terhadap UU Hak Cipta

Senin , 04 Oct 2021, 16:19 WIB
Wamenkumham Ungkap Alasan Korupsi Sulit Diberantas

Pasal Hina Presiden Dihidupkan Lagi, Wamenkumham: Keliru
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkumham) Prof Edward Omar Sharif Hiariej mengatakan, adanya anggapan pasal terkait penghinaan presiden dan wakil presiden dalam RKUHP sama dengan menghidupkan kembali pasal yang dimatikan Mahkamah Konstitusi (MK) adalah salah. "Ini adalah sesuatu kekeliruan," kata guru besar UGM itu di Jakarta, Senin (14/6). Pertama, kata dia, yang dimatikan MK adalah...