Rabu 15 May 2013 08:49 WIB

Guru Pun Bisa Membuat Majalah Digital

Red: M Irwan Ariefyanto
Peserta sedang mengikuti workshop majalah digital
Foto: Seamolec
Peserta sedang mengikuti workshop majalah digital

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Untuk mengantisipasi semakin pesatnya dunia digital, sekitar 30 guru sekolah menengah kejuruan (SMK) se-Indonesia, Senin (13/5), mengikuti pelatihan dan workshop yang diadakan Seameo Seamolec. Berlokasi di Kompleks Universitas Terbuka, Pondok Cabe Tangerang Selatan, ke 30 guru ini mengikuti pelatihan yang diadakan 13-17 Mei 2013.

Tujuan workshop ini adalah untuk menjadikan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai media penyebaran informasi. Ke depan, media ini akan menjadi kebutuhan yang mendasar dalam dunia pendidikan. 

Dengan pelatihan ini para peserta dapat mengembangkan artikel/bahan informasi yang sesuai untuk kebutuhan majalah; membuat desain majalah yang menarik; dan mengembangkan majalah digital sebagai sumber informasi.

Sejumlah materi ditampilkan untuk memenuhi kebutuhan peserta mendalami dunia digital. Misalnya soal pengenalan Jurnalistik (How to Write Effective News/Articles), Open Source Digital Publishing (Scribus, Inkscape, dan GIMP) dan Flipbook untuk diseminasi Majalah Digital.

Beberapa peserta yang berasal dari beberapa daerah di Indonesia, seperti Manado, Papua, DIY, Jakarta, Surabaya adalah guru-guru SMK yang mengampu berbagai mata pelajaran di sekolahnya.

Workshop ini dibuka Ith Vuthy sebagai Deputi Direktur Program yang sekaligus memperkenalkan Profil SEAMOLEC. Di hari pertama, peserta mendapatkan materi dari tim Republika Online mengenai Jurnalistik dan Cara Efektif Menulis Artikel serta Tips Pengambilan Foto/ Gambar di Internet. 

Kegiatan lainnya tim dari SEAMOLEC akan menyampaikan aplikasi-aplikasi open source yang dapat digunakan oleh para peserta nantinya dalam membuat majalah digital. Acara workshop juga akan diiringi dengan kunjungan wisata bagi para peserta untuk menulis artikel sebagai salah satu bahan materi majalah digital.

Seusai mengikuti workshop ini, para peserta dapat mengembangkan majalah digital di sekolahnya masing-masing. Dengan demikian masyarakat dapat mendapatkan informasi mengenai program-program sekolah secara real time, cepat, mudah dan murah.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
مِنَ الَّذِيْنَ هَادُوْا يُحَرِّفُوْنَ الْكَلِمَ عَنْ مَّوَاضِعِهٖ وَيَقُوْلُوْنَ سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَاسْمَعْ غَيْرَ مُسْمَعٍ وَّرَاعِنَا لَيًّاۢ بِاَلْسِنَتِهِمْ وَطَعْنًا فِى الدِّيْنِۗ وَلَوْ اَنَّهُمْ قَالُوْا سَمِعْنَا وَاَطَعْنَا وَاسْمَعْ وَانْظُرْنَا لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ وَاَقْوَمَۙ وَلٰكِنْ لَّعَنَهُمُ اللّٰهُ بِكُفْرِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُوْنَ اِلَّا قَلِيْلًا
(Yaitu) di antara orang Yahudi, yang mengubah perkataan dari tempat-tempatnya. Dan mereka berkata, “Kami mendengar, tetapi kami tidak mau menurutinya.” Dan (mereka mengatakan pula), “Dengarlah,” sedang (engkau Muhammad sebenarnya) tidak mendengar apa pun. Dan (mereka mengatakan), “Raa‘ina” dengan memutar-balikkan lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan, “Kami mendengar dan patuh, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami,” tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, tetapi Allah melaknat mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali sedikit sekali.

(QS. An-Nisa' ayat 46)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement