Jumat 06 Apr 2018 21:11 WIB

In Picture: Konservasi Gajah Riau (2)

Sebagian gajah di PKG awalnya merupakan gajah liar yang diselamatkan..

Rep: FB Anggoro/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Seorang mahout bersama gajah Sumatera menuju area penggembalaan di Pusat Konservasi Gajah Riau (FOTO : FB Anggoro/Antara)

Seorang mahout menjabat belalai gajah (FOTO : FB Anggoro/Antara)

Seorang mahout membersihkan rumput kering di Pusat Konservasi (FOTO : FB Anggoro/Antara)

okter hewan memasukkan obat cacing ke buah nanas untuk gajah Sumatera di Pusat Konservasi Gajah Riau. (FOTO : FB Anggoro/Antara)

Seorang mahout memeriksa kesehatan mulut gajah Sumatera (FOTO : FB Anggoro/Antara)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, SIAK -- Keberadaan suaka gajah yang dahulu bernama Pusat Latihan Gajah (PLG) Riau itu mengalami pasang-surut sejak awal dibentuk sekitar tahun 1988. Lokasi pertama kali di Sebanga, Kabupaten Bengkalis, namun terpaksa tiga kali pindah tempat karena tingginya konflik dengan masyarakat setempat. 

 

Pada 2001 PLG Riau mulai menempati lokasi sekarang yang berada di kawasan Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim II, Siak. Saat ini ada 16 ekor gajah Sumatera yang ada di tempat itu, 11 di antaranya merupakan gajah jantan. 

 

Sebagian gajah di PKG awalnya merupakan gajah liar yang diselamatkan. Mereka setiap hari terus dipantau kesehatannya oleh sekitar 30 pawang (mahout) dan tenaga medis, bahkan rutin tiap tiga bulan diberi obat. 

 

Gajah tersebut kini jinak, bahkan ada yang pandai beratraksi dan akrab dengan manusia. Kelompok gajah tersebut juga kerap diterjunkan ke lapangan ketika terjadi konflik manusia dengan gajah liar.  Berbagi ruang untuk satwa bongsor itu sebelumnya seakan hanya sebuah fantasi, namun harapan itu akan terus dijaga di PKG Riau. 

 

sumber : Antara Foto
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement