Senin 30 Dec 2019 04:05 WIB

Demi Shin Tae-Yong, Jangan Singkirkan Fakhri Husaini

Shin Tae-yong diplot PSSI salah satunya melatih timnas untuk Piala Dunia U-20.

Red: Andri Saubani
Pelatih Timnas Indonesia senior yang baru Shin Tae-Yong
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Pelatih Timnas Indonesia senior yang baru Shin Tae-Yong

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Andri Saubani*

PSSI telah resmi menunjuk Shin Tae-yong sebagai pelatih timnas Indonesia untuk durasi kontrak selama 4 tahun. Shin sepertinya diplot oleh PSSI untuk tak sekadar menangani timnas senior tapi lintas level usia sesuai dengan agenda turnamen yang akan dihadapi timnas beberapa tahun ke depan.

Sedikit mengulas CV Shin, pelatih berkewarganegaraan Korea Selatan (Korsel) yang kini berusia 50 tahun itu berpengalaman dalam melatih timnas Korsel di beberapa level usia. Shin pernah sukses membawa timnas U-23 Korsel melaju ke babak perempat final Olimpiade Rio 2016. Selain itu, Shin juga membawa timnas U-23 Korsel menjuarai Piala AFC U-23 pada tahun yang sama.

Di level U-20, Shin sukses membawa Korsel melaju hingga babak 16 besar Piala Dunia U-20 2017. Mentereng di level usia muda, Shin kemudian ditunjuk menangani timnas Korsel pada Juli 2017 menggantikan Uli Stielike. Shin berhasil meloloskan timnas Korsel ke Piala Dunia 2018.

Di Rusia setahun lalu, meski gagal melaju ke fase 16 besar, Taeguk Warrior mengukir catatan manis dengan mencuri kemenangan 2-0 atas Jerman pada babak penyisihan grup. Shin juga punya pengalaman bagus di level klub, yakni membawa klub Seongnam Ilhwa Chunma menjadi juara di Liga Champions Asia pada 2010.

Berdasarkan pengakuan Shin kepada Korea Times akhir pekan lalu, dalam kontraknya ia diminta oleh PSSI salah satunya untuk fokus melatih timnas yang akan berlaga di Piala Dunia U20, di mana Indonesia menjadi tuan rumah pada 2021. Saat memperkenal Shin kepada media pada Sabtu (28/12), Ketua Umum PSSI M Iriawan menyatakan, tugas Shin dalam waktu dekat adalah membawa timnas Indonesia melakoni laga sisa babak kualifikasi Piala Dunia 2022.

Plot Shin menukangi timnas Indonesia di Piala Dunia U-20 layak dikritisi. Pasalnya, tim yang akan diasuh Shin adalah para remaja yang kini bergabung dalam timnas U-19 yang sebelumnya dilatih oleh Fakhri Husaini. Amiruddin Bagus Kahfi dkk bahkan telah dilatih oleh Fakhri sejak mereka bermain bersama di timnas U-16 yang pernah menjadi juara Piala AFF U-16 pada 2018.

Bisa dibilang, Bagus Kahfi dkk sudah sangat klop di bawah asuhan Fakhri. Berprestasi mentereng di level U-16, Fakhri juga kemudian cukup berhasil di level U-19. Di tangan Fakhri, timnas U-19 Indonesia berhasil meraih gelar peringkat ketiga Piala AFF U-18 dan lolos ke Piala Asia U-19 di Uzbekistan sebagai juara grup pada babak kualifikasi.

Seusai laga terakhir babak kualifikasi Pra-Piala Asia grup K kontra Korea Utara, November lalu, kepada pers saat itu, Fakhri menyatakan pamit dari kepelatihan timnas U-19 Indonesia. Selain kontraknya yang habis pada Desember ini, Fakhri diketahui juga berkarier di salah satu BUMN pupuk di Kalimantan Timur.

Terkesan janggal memang jika tim yang diantar Fakhri menjadi salah satu juara grup pada babak kualifikasi kemudian tak dilatihnya kembali saat berlaga di putaran final Piala Asia U-19 tahun depan. Apalagi, hingga kini tidak ada kejelasan dari PSSI tentang masa depan Fakhri di kepelatihan timnas hingga akhirnya Shin Tae-yong diumumkan ke publik sebagai pilihan utama Iwan Bule dkk.

Di bawah kepemimpinan Iwan Bule, PSSI memang terlihat punya ambisi membuat skuat Garuda berprestasi. Setelah memecat Simon Mcmenemy, dua pelatih kelas dunia yakni Luis Milla dan Shin Tae-yong diaudisi. Baik Milla dan Shin, merujuk pada CV mereka, memang bukan pelatih ‘kaleng-kaleng’. 

PSSI juga sepertinya ingin membuktikan mampu mencetak prestasi ganda saat Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 pada 2021. Selain sukses sebagai tuan rumah, PSSI lewat timnas U-20 nanti punya kesempatan menunjukkan kepada dunia bahwa skuat Garuda juga berani dan bisa bersaing dengan tim-tim kelas dunia.

Untuk turnamen sekelas piala dunia, pilihan kepada pelatih asing berpengalaman memang layak menjadi pertimbangan. Pelatih sekaliber Shin yang pernah memimpin timnas Korsel di Piala Dunia, menjadi pengalaman yang diperlukan untuk timnas Indonesia lantaran kemampuan teknis, kesiapan fisik, juga harus dibungkus dengan mental baja para pemain menghadapi panggung besar seperti Piala Dunia U-20.

Masih terkenang bagaimana timnas Indonesia yang berlaga pada Asian Games 2018 lalu bermain dengan kekuatan fisik dan mental yang sangat berbeda. Luis Milla saat itu berhasil membuat timnas Indonesia ‘naik kelas’. Stafano Lilipaly dkk tidak hanya kuat bermain kencang selama 90 menit tapi juga percaya diri dalam hal penguasaan bola dan operan dari kaki ke kaki ciamik. Bukan bermain asal umpan seperti jamaknya gaya permainan timnas sebelum-sebelumnya.

Saat melatih timnas Indonesia nanti, Shin seperti layaknya pelatih kelas dunia, akan membawa tim kepelatihannya ke Tanah Air. Namun, tidak ada salahnya jika PSSI sedikit 'mengintervensi' Shin agar dia mau menerima satu slot di ruang kepelatihannya untuk pelatih lokal. Prestasi timnas memang telah lama dinanti, tetapi transfer ilmu dan pengalaman kepada pelatih-pelatih lokal juga perlu.

Ibarat pepatah, ‘Habis manis sepah dibuang’, semoga PSSI tetap memasukkan nama Fakhri dalam proyeksi tim kepelatihan timnas U-20 Indonesia yang akan berlaga di Piala Dunia U-20. Pengalaman Fakhri yang sudah sangat dekat dengan Bagus Kahfi dkk sudah pasti sangat membantu Shin saat melatih baik di dalam dan luar lapangan. Namun, tulisan ini juga menyisakan satu pertanyaan besar, “Apakah Fakhri mau jika hanya menjadi asisten pelatih Shin Tae-yong?”.

*penulis adalah Jurnalis Republika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement