995 Hektar Lahan Pertanian Terendam Banjir di Banyumas, Kerugian Ditaksir Rp 20,4 Miliar

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Muhammad Fakhruddin

Sejumlah petani mencoba menyelamatkan gabah hasil panen yang terendam banjir di Desa Gebangsari, Tambak, Banyumas, Jateng, Selasa (15/3/2022). Sekitar 200 hektare padi siap panen dan 15 ton gabah yang telah dipanen rusak dan hilang terbawa banjir yang menggenangi delapan desa di Kabupaten Banyumas, dan sejumlah wilayah lain di Kabupaten Kebumen
Sejumlah petani mencoba menyelamatkan gabah hasil panen yang terendam banjir di Desa Gebangsari, Tambak, Banyumas, Jateng, Selasa (15/3/2022). Sekitar 200 hektare padi siap panen dan 15 ton gabah yang telah dipanen rusak dan hilang terbawa banjir yang menggenangi delapan desa di Kabupaten Banyumas, dan sejumlah wilayah lain di Kabupaten Kebumen | Foto: ANTARA/Idhad Zakaria

REPUBLIKA.CO.ID,BANYUMAS -- Sebanyak 995 hektar lahan pertanian di tiga kecamatan di Kab. Banyumas terkena dampak dari banjir yang terjadi pada Selasa (15/3/22).

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dinpertan KP) Kab. Banyumas Jaka Budi Santosa menjelaskan, jumlah kerugian akibat banjir dari lahan tersebut mencapai Rp 20,4 miliar.

"Itu kan update tanggal 15 Maret, kalau hari ini hujan dan banjir lagi, jumlahnya kemungkinan bertambah," kata Jaka kepada Republika, Kamis (17/3/2022).

Jaka memaparkan, kondisi sawah yang terkena banjir banyak yang sudah memasuki usia panen dan dipastikan gagal panen. Dinpertan KP dan Badan Pengendalian Bencana Daerah (BPBD) telah mendata lahan pertanian yang terdampak agar dapat diberi bantuan oleh Kementerian Pertanian RI dan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah. Bantuan yang akan diberikan biasanya dalam bentuk benih padi.

Baca Juga

Padahal, ada skema asuransi usaha tani padi (AUTP) yang dapat meminimalisir kerugian petani. Namun, pada musim tanam tahun ini, belum ada petani yang ikut serta. Penggunaan teknologi yakni dengan pendaftaran melalui aplikasi yang dinilai Jaka menjadi salah satu kendala para petani dalam mendaftar.

Untuk itu, pihaknya juga akan mengajukan bantuan berupa premi asuransi usaha tani padi. "Kami juga dpt informasi dari kementerian dapat 6000 hektar untuk asuransi usaha tani padi, tapi kita belum sampai ke rapat teknisnya, sepertinya minggu depan. Jumlahnya bisa bertambah karena dari program provinsi sekitar 900an untuk asuransi ini," jelasnya.

Premi asuransi biasanya bisa dibayar sepenuhnya oleh petani ataupun subsidi pemerintah. Dalam bentuk bantuan, biasanya pemerintah akan mensubsidi dengan jumlah 80 persen, dan sisanya yakni 20 persen dibayar oleh petani. Apabila terjadi gagal panen, maka petani dapat menerima klaim sebesar Rp 6 juta per hektar per musim tanam.

"Setelah banjir surut, kita akan prioritaskan pada persawahan dan lahan-lahan yang berisiko tinggi terhadap gagal panen. Gagal panen kan bisa diakibakan oleh banjir, kekeringan atau organisme pengganggu tanaman baik hama maupun penyakit," kata Jaka.

Hujan intensitas tinggi sejak Ahad (13/3/22) hingga Selasa (15/3/22) telah mengakibatkan beberapa wilayah di dekat tiga sungai mengalami kebanjiran, karena sungai tidak mempu menambung debit air hujan dan menyebabkan luapan. Ketiga kecamatan yang terkena dampak yakni Tambak, Sumpiuh dan Kemrajen. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Terkait


Banjir dan Longsor Landa Purworejo, 11.115 Jiwa Terdampak

Banjir Rendam 8 Kecamatan di Purworejo, Puluhan Warga Mengungsi

Delapan Desa di Grobogan Jawa Tengah Dilanda Banjir

12 Desa di Kabupaten Purworejo Terendam Banjir

7.307 Warga Banyumas Terkena Dampak Banjir dan Hujan Ekstrem

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark