Jumat 24 Jun 2022 08:18 WIB

Jalan Senyap Sadio Mane

Sadio Mane bisa menjadi amunisi berharga Bayern Muenchen.

Red: Joko Sadewo
 Dari kiri, CEO Bayern Oliver Kahn, Sadio Mane, Presiden Bayern Herbert Hainer, dan direktur olahraga Bayern Hasan Salihamidzic saat presentasi Mane di Munich, Jerman, Rabu, 22 Juni 2022. Bayern Munich telah merekrut penyerang Senegal Sadio Mane dari Liverpool. Pembangkit tenaga listrik Bavaria mengatakan Mane yang berusia 30 tahun telah menandatangani kontrak hingga Juni 2025 dengan klub.
Foto: Sven Hoppe/dpa via AP
Dari kiri, CEO Bayern Oliver Kahn, Sadio Mane, Presiden Bayern Herbert Hainer, dan direktur olahraga Bayern Hasan Salihamidzic saat presentasi Mane di Munich, Jerman, Rabu, 22 Juni 2022. Bayern Munich telah merekrut penyerang Senegal Sadio Mane dari Liverpool. Pembangkit tenaga listrik Bavaria mengatakan Mane yang berusia 30 tahun telah menandatangani kontrak hingga Juni 2025 dengan klub.

Oleh : Mohammad Akbar, Jurnalis Republika

REPUBLIKA.CO.ID, Di masa bursa transfer musim panas ini, nama Sadio Mane mungkin tidak terlalu ramai digunjingkan. Meski sejak pengujung musim kompetisi kemarin sempat tersiar kabar adanya keraguan masa depan Mane di Liverpool namun tak banyak rumor yang menempatkannya sebagai judul utama pemberitaan transfer pemain sepak bola Eropa.

Seperti bergerak dalam senyap, kabar Mane meninggalkan Liverpool akhirnya terwujud tanpa disertai rumor yang besar-besaran. Klub raksasa Jerman, Bayern Muenchen, menjadi pilihan berikutnya bagi pemain timnas Senegal ini untuk melanjutkan karier profesionalnya. Mane resmi bergabung dengan Bayern lewat transfer senilai 35 juta pounds atau Rp 638 miliar dengan kontrak hingga 2025.

Mane sadar dan yakin bahwa Bayern akan lebih memberikannya ruang untuk tampil secara reguler. Direktur Olahraga Bayern Muenchen, Hasan Salihamidzic — salah satu sosok penting di balik kepindahan Mane — menyadari potensi yang dimiliki pemain kelahiran 10 April 1992 itu. Bergabungnya Mane tentunya bisa menjadi amunisi berharga bagi Bayern mengarungi ketatnya persaingan di pentas Eropa musim depan.

Kegagalan Bayern di Liga Champions musim lalu yang hanya melangkah hingga babak perempat final, tentunya menjadi catatan khusus untuk menghadirkan Mane. Indikasi itu bisa ditengok pada performanya yang gemilang pada musim kemarin bersama pasukan the Reds.

Musim lalu, Mane dan Mohamed Salah telah menunjukkan peran pentingnya buat sukses Liverpool. Keduanya menjadi ujung tombak penting dalam mengantarkan the Reds meraih final Liga Champions, runner-up Liga Primer Inggris serta trofi Piala Liga dan Piala FA.

Bahkan dalam catatan statistik penampilan di Eropa, Mane menempatkan dirinya sebagai pemain Afrika yang mencetak gol terbanyak pada fase knock out Liga Champions dengan torehan 15 gol. Catatan itu seakan melengkapi produktivitas Mane, terutama sejak dilatih oleh pelatih berdarah Jerman, Juergen Klopp.

Selama enam tahun di bawah asuhan Klopp, Mane telah mencetak 120 gol dalam 269 pertandingan. Jumlah gol itu menjadi yang terbanyak dibanding sejumlah klub yang pernah dibelanya seperti Southampton dengan torehan 21 gol dari 67 gol dalam rentang 2 tahun, Red Bull Salzburg (31 gol, 63 penampilan, dua tahun), serta Metz (2 gol, 22 penampilan, setahun).

Tentunya, tanpa hendak menaruh euforia yang berlebih, kehadiran Mane di Bayern rasanya menjadi pilihan yang tepat bagi kedua pihak. Buat Mane yang masih haus gol, pilihannya bergabung bersama Bayern menjadi sangat rasional. Ia tentunya tak hanya ingin menjadi jawara domestik saja namun bersama klub Bavarian ini maka peluangnya sangat besar untuk melanjutkan sinarnya di pentas Eropa.

Sebaliknya, buat Bayern, hadirnya Mane akan menambah daya tekan dan agresifitas skuad di lini depan. Langkah memboyong Mane ini menjadi sangat relevan di tengah adanya niat dari bomber utama mereka, Robert Lewandowski, yang sejauh ini masih menjalani tarik ulur atas masa depannya di Allianz Arena. Sempat digosipkan bakal hijrah ke Barcelona, namun pejabat teras Bayern tetap menegaskan tidak akan membiarkan Lewandowski angkat kaki.

Sementara itu buat Liverpool, perginya Mane ini memang sudah menjadi pilihan terbaik. Klopp sejak semusim kemarin seperti sudah menyiapkan situasi tim tanpa Mane. Kepercayaan yang besar kepada Ruben Diaz dari Klopp telah menjadi sinyal kuat kepada Mane bahwa masa-masa keemasannya di Liverpool tak akan berlangsung lama. Hal yang sama juga sudah ditunjukkan oleh Diogo Jota.

Namun demikian, Liverpool juga masih harus berbenah. Gelontoran dana segar yang didapat dari penjualan Mane ini tentunya memberikan keleluasaan untuk mencari pemain anyar yang siap mengisi posisi yang kini ditinggalkan oleh Mane. Sejauh ini, Liverpool sudah mendatangkan Darwin Nunez dari Benfica namun masih muncul keraguan kalau pemain ini bakal mampu mengisi posisi yang telah ditinggalkan Mane.

Terlepas dari semua keraguan yang muncul, semua itu akan bisa mulai dilihat pada laga pramusim yang akan dijalani Liverpool — termasuk di dalamnya agenda singgah ke kawasan Asia Tenggara. Dan, satu hal yang pasti, Klopp bersama Liverpool sepertinya percaya pada suksesi dan rotasi.

Kepergian Mane mungkin tak harus diratapi Liverpool karena pengganti sudah disiapkan sejak musim kemarin oleh Klopp. Sebaliknya, Mane pun harus menunjukkan kemampuan bahwa dirinya adalah pemain berkualitas yang siap bersinar di tempat baru. So, selamat menempuh hidup baru, Mane!

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement