Rabu 05 Oct 2022 06:50 WIB

Erick Thohir dan Presiden IOC Bahas Kontribusi Olahraga di Tengah Tantangan Global

Jiwa sportivitas dan semangat kebersamaan di olahraga akan memicu kontribusi positif

Red: Gita Amanda
Menteri BUMN Erick Thohir, usai mengadakan pertemuan khusus dengan Presiden IOC, Thomas Bach di Jenewa, Swiss, Senin (3/10/2022).
Foto: Kementerian BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir, usai mengadakan pertemuan khusus dengan Presiden IOC, Thomas Bach di Jenewa, Swiss, Senin (3/10/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Erick Thohir menyatakan di tengah masalah dunia yang kian kompleks, tekanan ekonomi post Covid-19, dan geopolitik, olahraga internasional harus punya peran untuk mengatasi persoalan tersebut secara bersama-sama. Pria yang juga menjabat IOC Member yakin jiwa sportivitas dan semangat kebersamaan di olahraga akan memicu kontribusi positif untuk menghadapi tantangan tersebut.

"Tak hanya sektor ekonomi, sosial, dan politik. Olahraga internasional juga pasti menghadapi problem di tengah tekanan global yang kini terjadi. Terlebih agenda-agenda ajang olahraga dunia harus tetap digelar, dan kondisi global pasti akan memberikan pengaruh," ujar Erick Thohir, usai mengadakan pertemuan khusus dengan Presiden IOC, Thomas Bach di Jenewa, Swiss, Senin (3/10/2022).

Dalam pertemuan yang berlangsung hangat tersebut, Erick berkesempatan menyampaikan salam dan surat khusus dari Presiden Joko Widodo kepada Presiden IOC Thomas Bach. Selain itu, juga didiskusikan beberapa solusi agar olahraga dunia tetap bertahan dalam menghadapi tekanan global yang  diprediksi masih terus terjadi.

"Kuncinya, kita harus bersatu, saling kolaborasi, dan sinergi, baik antar federasi olahraga internasional maupun juga antarnegara melalui olahraga, sehingga problem dan kendala yang pasti timbul karena tantangan global ini kita bisa hadapi bersama," kata Erick, seperti dalam siaran persnya.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذَا طَلَّقْتُمُ النِّسَاۤءَ فَبَلَغْنَ اَجَلَهُنَّ فَاَمْسِكُوْهُنَّ بِمَعْرُوْفٍ اَوْ سَرِّحُوْهُنَّ بِمَعْرُوْفٍۗ وَلَا تُمْسِكُوْهُنَّ ضِرَارًا لِّتَعْتَدُوْا ۚ وَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ فَقَدْ ظَلَمَ نَفْسَهٗ ۗ وَلَا تَتَّخِذُوْٓا اٰيٰتِ اللّٰهِ هُزُوًا وَّاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ وَمَآ اَنْزَلَ عَلَيْكُمْ مِّنَ الْكِتٰبِ وَالْحِكْمَةِ يَعِظُكُمْ بِهٖ ۗوَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Dan apabila kamu menceraikan istri-istri (kamu), lalu sampai (akhir) idahnya, maka tahanlah mereka dengan cara yang baik, atau ceraikanlah mereka dengan cara yang baik (pula). Dan janganlah kamu tahan mereka dengan maksud jahat untuk menzalimi mereka. Barangsiapa melakukan demikian, maka dia telah menzalimi dirinya sendiri. Dan janganlah kamu jadikan ayat-ayat Allah sebagai bahan ejekan. Ingatlah nikmat Allah kepada kamu, dan apa yang telah diturunkan Allah kepada kamu yaitu Kitab (Al-Qur'an) dan Hikmah (Sunnah), untuk memberi pengajaran kepadamu. Dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

(QS. Al-Baqarah ayat 231)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement