Ottmar Hitzfeld, Pertaruhan Terakhir
REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH -- Siapa yang tidak mengenal nama Ottmar Hitzfeld di arena sepak bola. Telah menggeluti sepak bola sejak bermain bagi FC Basel di tahun 1971-1975, Hitzfeld mampu menyumbangkan tiga gelar.
Beranjak menjadi pelatih di tahun 1983 hingga saat ini, semua klub kecuali Zug 94 berhasil memenangkan trofi dari polesan tangan Hitzfeld.
Sebut saja FC Aaru dengan trofi Swiss Cup. Grasshopper yang menjuarai Liga Swiss dua tahun berturut. Pindah ke Liga Jerman, Hitzfeld berhasil mengantarkan Borussia Dortmund berada di atas angin dari tahun 1994-1997 dengan trofi Bundesliga, DBF Super cup sampai EUFA Champions League.
Puncak Kejayaan Hitzfeld ketika pria 65 tahun ini pindah menangani Bayern Muenchen dan berhasil membawa Tha Bavarian menjawarai liga Jerman hingga Eropa. Tak elak 14 piala berhasil dia genggam termasuk satu gelar Liga Champions di tahun 2001.
Puas dengan berbagai trofi klub, Hitzfeld akhirnya mencoba peraduan dengan menangani tim nasional Swiss pada 2008. Bersama Swiss, Hitzfeld memang belum menghasilkan satu gelar pun. Tapi, kelihaian Hitzfeld berhasil membawa Swiss menduduki peringkat kedelapan versi FIFA. Di atas negara sekaliber Prancis maupun Inggris.
Sayang, belum begitu bersua di kancah internasional, kelihaian Gottmar --sapaan akrab Hitzfeld-- akan segera hilang dari penglihatan kita. Pasalnya, Piala Dunia 2014 di Brasil bakal menjadi perhelatan terakhir bagi Hitzfeld. Bukan hanya pensiun melatih tim nasional Swiss, Hitzfeld memastikan untuk menarik diri dari lapangan hijau untuk selamanya.
Pernyataan ini bukan hanya diucapkan ketika Piala Dunia tinggal menunggu hari, tapi telah disampaikan hampir setahun lalu. Gottmar merasa dirinya telah cukup lelah untuk terus berada di posisi seorang pelatih dengan berbagai tekanan yang harus dia pikul.
“Saya ingin memulai kehidupan tanpa berbagai tekanan. Hal itu merupakan sesuatu yang telah lama saya nantikan. Dan Piala Dunia akan menjadi waktu yang tepat untuk pensiun dari karier saya,” ujar Hitzfeld dilansir Reuters.