Scolari Dibayangi Rasa Trauma Hadapi Belanda

Reuters/Marcelo del Pozo
Pelatih Timnas Brasil, Luiz Felipe Scolari, bereaksi saat timnya menghadapi Meksiko di laga Grup A Piala Dunia 2014 di Arena Castelao, Fortaleza, Selasa (17/6).
Red: M Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Pelatih Brasil Luiz Felipe Scolari dibayangi rasa trauma jelang laga melawan Belanda, Ahad (13/7) dini hari WIB. Kedua tim akan bertemu di Brasilia untuk memerebutkan juara ketiga Piala Dunia.

Scolari mengaku dirinya telah dihantui trauma selama enam pekan terakhir. Trauma ini muncul baik di dalam atau di luar lapangan. Ia merasa trauma itu akan terus membekas sepanjang hidupnya.

"Banyak hal telah berubah dan mempengaruhi hidup saya, baik menjadi lebih baik atau lebih buruk. Pada hari-hari mendatang saya akan mencoba untuk melanjutkan hidup saya yang telah saya tinggalkan akhir-akhir ini," kata Scolari jelang laga perebutan tempat ketiga melawan Belanda di Brasilia.

"Saya akan berbicara dengan keluarga saya tentang segala yang terjadi dan melanjutkan hidup saya dengan normal, walaupun tentu saja itu tidak akan pernah sama lagi," tambahnya seperti dilansir AFP.

Mimpi Brasil menjadi juara Piala Dunia di negeri sendiri sirna setelah dibekuk Jerman 1-7 pada semifinal di Belo Horizonte, Selasa waktu setempat. Scolari menyebut kekalahan itu hari terburuk sepanjang hidupnya.

Tetapi Scolari juga mengalami kejadian buruk di luar lapangan. Beberapa hari sebelum pertandingan pertama Piala Dunia dimulai, bulan lalu, keponakannya meninggal dunia karena kecelakaan mobil. Beberapa minggu setelahnya, saudara iparnya meninggal karena hal serupa.

Kontrak Scolari dengan Brasil berakhir sampai laga Sabtu nanti, walaupun ada spekulasi bahwa konfederasi sepakbola Brasil (CBF) akan memintanya bertahan sampai akhir tahun.

"Pekerjaan saya dimulai dan diakhiri di Piala Dunia. Besok (Minggu) akan menjadi penutup," katanya saat konferensi pers di Stadion Nasional Mane Garrincha.

"Setelah itu kita akan lihat apa yang saya kerjakan benar dan salah. Sudah satu setengah tahun memiliki kenangan bagus, kita tidak bisa hanya melihat dari hasil pertandingan."

"Kita tidak bisa katakan semua pekerjaan selesai dengan buruk hanya karena satu hasil pertandingan," tambah Scolari.


sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler