Pembakaran Masjid, DPR Imbau Umat Muslim tak Tersulut Emosinya

Antara
Ketua Komisi VII DPR, Saleh Partaonan Daulay.
Rep: C26 Red: Ilham

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembakaran masjid di Papua menjadi luka tersendiri di tengah suka cita merayakan hari Idul Fitri bagi umat Islam. Namun, diharapkan kejadian itu tidak lantas membuat emosi masyarakat Muslim di Indonesia.

Ketua Komisi VIII DPR, Saleh Partaonan Daulay mengimbau agar masyarakat Muslim Indonesia tidak tersulut emosinya menanggapi insiden tersebut. Apalagi hingga mencoba melakukan upaya balas dendam.

"Kita minta kepada masyarakat Muslim yang ada di Indonesia untuk tetap tidak emosi, tidak melakukan tindakan berlebihan dalam menangani kasus ini. Apalagi upaya balas dendam," kata Saleh saat dihubungi ROL, Jumat (18/7), malam.

Menurutnya, Muslim Indonesia harus tetap menunjukkan Islam sebagai agama yang damai. Kekerasan yang terjadi di Papua tidak kemudian harus dibalas dengan tindakan keras kembali.

Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) ini menyebut, Islam mengajarkan cinta kedamaian dan persaudaraan. Ini harus kita perlihatkan untuk membuktikan Islam tidak seperti yang dipandang sebagian orang sebagai agama yang keras.

Sebelumnya, dilaporkan penyerangan dilakukan saat umat Islam Karubaga, Kabupaten Tolikara hendak menjalankan shalat Idul Fitri. Sekelompok massa umat Nasrani meminta shalat Ied dihentikan. Umat muslim yang hendak shalat sontak kaget dan berlindung ke Koramil dan Pos 756/WMS. Massa kemudian membakar masjid.


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler