Komisi VIII: Kaset Pengajian tidak Bermasalah
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Shodiq Mujahid menilai tidak ada masalah dengan speaker atau kaset pengajian di masjid-masjid. Ia menyarankan pemerintah meningkatkan pemahaman di kalangan elit kelompok agama.
“Ini yang bermasalah yang mana, yang bermasalah bukan di masjid-masjid,” kata Shodiq kepada Republika, Jumat (24/7).
Shodiq menuturkan, kalaupun ada pemantauan terhadap kaset pengajian atau masjid itu hanya akan bersifat formalitas dan tidak efektif. Belajar dari kasus Tolikara, kata Shodiq, yang harus dipantau bukan aspek teknis masjid, melainkan pembinaan pada elit-elit kelompok agama.
Ia menengarai ada elit-elit khusus yang bermain dalam kasus tersebut. Karena itu, yang lebih penting adalah pemahaman yang sama di kalangan elit-elit kelompok agama. Selain itu, perlu penguatan kerja dari Badan Intelijen Negara (BIN) untuk mencegah anasir-anasir semacam ini.
Menurut Shodiq, kasus Tolikara menunjukkan ada kesengajaan dari kalangan elit-elit dan mungkin aktor di balik itu. Pemantauan kaset tidak akan terlalu efektif lantaran letak permasalahan bukan di sana. Lembaga-lembaga ibadah, terutama masjid, tidak ada niat untuk mengganggu agama lain.
Shodiq menambahkan, speaker dan kaset pengajian di masjid selama ini baik-baik saja. Tidak pernah menimbulkan masalah. Masalah yang mungkin muncul dari speaker hanya mengganggu tidur, tapi itu bukan hal yang fundamental. Yang menjadi masalah adalah soal toleransi.
“Walaupun saya kira speaker benar untuk ditertibkan, tapi kalau soal speaker dijadikan kambing hitam soal intoleransi, saya kira hal yang konyol,” kata Shodiq. Alih-alih memantau pemutaran kaset rekaman, ia menyarankan pemerintah harus mengawasi potensi ekstremisme di semua jamaah.