Rabu, DPR Bertemu Presiden Bahas Pilkada Serentak 2015
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah mengatakan pimpinan DPR RI dijadwalkan temui Presiden Joko Widodo pada Rabu (5/8) di Istana Bogor untuk membahas berbagai hal, salah satunya terkait persoalan di Pilkada serentak.
"Besok (Rabu, 5/8) ada rapat konsultasi (Pimpinan DPR RI) dengan
Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, akan membahas pidato kenegaraan, nota keuangan dan mungkin salah satunya terkait Pilkada," katanya di Gedung Nusantara III, Jakarta, Selasa.
Fahri mengatakan Pimpinan DPR RI akan membicarakan masalah Pilkada kepada Presiden Jokowi, agar dikeluarkan keputusan untuk menyelesaikan masalah itu secara tuntas.
Menurut dia, Pimpinan DPR RI prihatin dengan hilangnya banyak suara terutama PPP dan Partai Golkar banyak di tolak di KPU.
"Kalau ada perbaikan maka kami minta agar Presiden Jokowi tidak sepihak dan Presiden lebih memikirkan itu," ujarnya.
Fahri mengatakan sejak awal UU Pilkada lahir dari situasi yang tidak ideal, yang diawali dengan penggunaan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang.
Dia menekankan bahwa Perppu bukan instrumen pembuat UU yang ideal karena berasal dari pemikiran satu orang dalam jangka waktu yang pendek.
"Karena itu UU Pilkada sejak awal sudah menjadi masalah dan saat ini muncul satu-persatu," ujarnya.
Politisi PKS itu mengatakan dirinya pernah bertemu dengan Presiden Jokowi, dan menjelaskan ada tiga masalah dalam pilkada yaitu masalah sebelum pilkada, saat pelaksanaan pilkada, dan setelah pilkada.
Menurut dia, melihat ketidaksempurnaan dan ketidakadilan sehingga tidak bisa dititipkan kepada Presiden untuk membuat Perppu agar permasalahan Pilkada selesai.
"Perppu munculnya insidentil kalau ada itu tentu satu calon itu debatnya terkait keabsahannya," katanya.
Dia mengatakan Pimpinan DPR RI sebenarnya ingin agar Presiden Jokowi mengikuti apa yang disarankan Pimpiman DPR RI agar ada mitigasi terhadap keseluruhan proses yang muncul dalam Pilkada serentak.