‎DPR Minta Dinas Awasi Peredaran Daging Oplosan

Republika/Agung Supriyanto
Pedagang daging sapi memotong daging untuk dijual di Pasar Senen, Jakarta, Kamis (30/7).
Rep: Qommarria Rostanti Red: Bayu Hermawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi IV DPR RI berharap dinas-dinas terkait mengawasi kemungkinan munculnya daging oplosan. Dinas-dinas tersebut harus meneliti daging sapi agar terhindar dari oplosan dengan daging lain seperti celeng.


"Saya mengkhawatirkan munculnya beberapa kasus oplosan," ujar Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Viva Yoga kepada ROL, Selasa (11/8) malam.

Pengawasan sebaiknya dilakukan mulai dari rumah pemotongan hewan (RPH) hingga ke pasar tradisional. Ia mengatakan dinas-dinas terkait harus mampu bekerja sama dengan penegak hukum dalam mencegah kemungkinan penyebaran daging oplosan.

"Jangan sampai merebaknya dagng oplosan kasihan masyarakat," ucapnya.

Viva melanjutkan, seringkali daging oplosan terjadi di pasar tradisional. Bagi masyarakat yang tidak tahu perbedaan daging sapi dan lainnya akan merasa dirugikan.

"Terutama di pasar tradisional yang tidak terjangkau aparat hukum dan dinas-dinas sehingga para pelaku laeuasa melakukan daging oplosan," katanya.

Masyarakat harus hati-hati membeli daging sapi. Perhatikan tekstur dan warnanya. Jika warna dan teksturnya mencurigakan, lebih baik tidak usah dibeli. Selain konsumen, para pedagang juga harus teliti apakah yang dijual daging oplosan atau tidak.

Aparat penegak hukum dan dinas hendaknya memonitoring pasar terutama pasar tradisional sebagai antisipasi daging oplosan agar tidak berkembang. Biasanya, kata Yoga, pelaku pengoplosan jarang berasal dari pedagang. Pasalnya mereka lebih memilih mempertahankan konsumen daripada keuntungan sesaat.

"Kalau pedagang menjual daging oplosan, ini berbahaya loh," ucapnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler